Kegiatan abdimas ini merupakan program insentif IKU 2022 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Universitas Kristen Petra sebagai salah satu PTS yang mendapatkan kesempatan untuk berpartispasi dalam program ini.Â
Kesempatan ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja oleh Dosen Teknik Mesin UK Petra Bapak Ir Ninuk Jonoadji,MT,MM bersama dosen dan beberapa mahasiswa yang terlibat. Fokus kegiatan abdimas dilakukan di dua lokasi yang berbeda melalui kerjasama Kemitraan masyarakat yaitu kegiatan Pengembangan Rumah Kompos Kelompok Tani Mugi Lestari RW 05 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya dan Komunitas Kampung Herbal Kelurahan Nginden Surabaya. Â
   Â
Sampah organik sebenarnya sangat banyak di sekitar kita, namun kalau kita tidak dapat mengendalikannya maka bisa saja ekosistem tersebut menjadi terganggu, demikian  paparan Ir Ninuk Jonoadji di sela sela pelatihan pendampingan di rumah kompos UK Petra yang diselenggarakan sebagai wujud kegiatan pengabdian pada masyarakat tersebut khususnya di dua lokasi yaitu di Jemur Wonosari dan Nginden Jangkungan. Â
Pada pelatihan itu juga dijelaskan pentingnya mengolah sampah yang ada dengan memanfaatkan bahan yang tentunya juga  ada di sekitar lingkungan kita.  Bahan bahan itu  mudah diperoleh seperti halnya tempe, tape dan beberapa bahan lainnya yang digunakan sebagai referensi untuk menghasilkan bakteri dengan komposisi yang sesuai rekomendasi.  Sampah sampah organik seperti dedaunan, ranting dan sampah rumah tangga akan mudah diolah melalui aktivitas pengelolaan sampah secara profesional melalui keberadaan rumah kompos yang ada di lokasi abdimas tersebut.Â
Kelurahan di Jemur Wonosari sendiri sebenarnya sudah memiliki rumah kompos demikian juga halnya Nginden Jangkungan yang juga sudah mengembangka rumah kompos sendiri. Di kota  Surabaya, Kedua lokasi merupakan proyek percontohan yang dapat menjadi rujukan bagi kelurahan lainnya untuk pengembangan rumah kompos lainnya.Â
Di lokasi tersebut mereka sudah memiliki fasilitas pendukung untuk mengolah sampah organik namun masih belum memiliki mesin ayakan. Harapannya juga dengan adanya pendampingan dan pelatihan tersebut pengelolaan sampah menjadi professional dengan tenaga yang trampil yang dapat meneruskan pengetahuan dan wawasan ke kelurahan lainnya yang ada di kota Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H