Mohon tunggu...
Ian Fitriansyah
Ian Fitriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Basra Corporation

Director of Business Development (basra.id)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memanfaatkan Situasi Diri yang Buruk Menjadi Peluang Baik

23 November 2016   16:22 Diperbarui: 20 Juni 2018   12:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Itu kira-kira menurut saya yang juga seorang bapak ya, tetapi saya yakin tidak akan jauh berbeda pastinya dengan anda yang juga seorang bapak.

Anda bisa bayangkan,bagaimana respon khalayak, apabila sang motivator berani “jujur”seperti hal yang di atas? WOW!

Respon Bijak untuk BISNIS

Kesalahan tidak bisa dihindari, yang harus dikelola adalah respon dalam menyikapi kesalahan tersebut. Seharusnya respon sang motivator bukan menantang, membuka aib dan hal-hal yang buruk lainnya. Bukannya berniat mengajarkan “kejam” untuk memanfaat sesuatu untuk BISNIS, tetapi apabila bijak dengan murni tidak bisa lagi di munculkan dalam situasi yang sulit seperti yang dialami Sang Motivator, kenapa tidak mencoba Bijak untuk bisnis. Simplenya begini :

Mungkin keluarga baru Sang Motivator cukup protektif dengan munculnya “ancaman” baru dari pihak yang mengaku anaknya, ancaman yang mereka rasakan mungkin bermacam-macam, bisa ancaman ekonomi (warisan), ancaman terbaginya kasih saying (cemburu) dan lain-lain. Wajar menurut saya, kalau kita yang menjadi keluarga baru Sang Motivator, kemungkinan besar juga punya perasaan demikian. Oleh karena itu, pendekatan Bijak untuk Bisnis harus dikedepankan, (sekali lagi kalau bijak secara murni tidak bisa dilakukan ya).

Diskusi dengan keluarga baru, beritahukan rencana “Bijak untuk Bisnis”. “Mah, dan anak-anak, papa akan temui anak itu dan akan selesaikan dengan baik-baik, papa akan berikan hak dia sebagian, bukan untuk membagi kasih sayang dan memotong hak kalian, tetapi untuk mengambil peluang dari situasi sulit ini, percaya sama papa,akan papa selesaikan ini secara elegan dan menguntungkan kita”. Kejam ya hiks. Maaf.

Temui anak tersebut, jangan lupa bawa infotainment (ha ha ha, kan bijak untuk bisnis), peluk dan berusaha tulus. Tanyakan kabar, minta maaf, ini terjadi karena ada kesalahan dari kita sebagai orang tua, bukan anak yang salah, maaf telah menjadi korban.

Berikan “sedikit hak anak itu” mungkin rumah dan mobil atau apapun senilai 1-2 miliar mungkin. Kalau dia menolak, paksa, bilang itu untuk cucu. Tambahkan, tidak usah ada tes DNA, apapun yang terjadi kamu adalah anak papa.

Anda bisa bayangkan seperti apa respon khalayak?

 Dengan biaya yang terbilang murah (daripada sewa pengacara). Jujur dan respon bijak untuk bisnis akan menjadi “promosi” yang luar biasa efektif, hari ini bisa saja follower Sang Motivator menjadi 2, 3 bahkan 10 kali lipat dan order motivasi akan banjir bandang, he he he lebay ya. Keluarga baru Sang Motivator pasti akan menikmati hasilnya.

Yah, ini kan Cuma pendapat “pengamat” dadakan, tetapi menjadi bahan pembelajaran buat kita semua, ternyata situasi yang buruk bisa dimanfaatkan menjadi keuntungan buat kita. Semoga kedua belah pihak bisa segera menyelesaikan konfik ini dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun