Mohon tunggu...
Ian Danarko
Ian Danarko Mohon Tunggu... -

Buruh

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari Iran Negeri Seribu Mullah, Negeri Seribu Embargo

1 Maret 2016   21:58 Diperbarui: 1 Maret 2016   22:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

13.Selama menjabat sebagai Kepala Negara Ahmadinejad menempati rumah pribadinya yang sederhana

14.Ahmadinejad kerap mengadakan rapat dengan menterinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan, salah satu contohnya adalah pernah suatu ketika ia melarang menyuguhkan buah-buahan seperti pisang ketika rapat2 resmi Negara karena saat itu pisang harus impor dan harganya sangat mahal, ketika di Indonesiah harga pisang 1 buah seribu di Iran 1 buah pisang 15 ribu

15.Pernah suatu ketika Iran sedang kekurangan biaya untuk menjalankan program pemerintah untuk pembangunan rumah susun, akhirnya Mantan Presiden Ahmadinejad melelang mobil tua Peugeot 1977 miliknya, dan akhirnya mobil tersebut terjual dengan nilai 2,5 juta Dollar atau setara dengan kurang lebih Rp 21 Miliar, Dan akhirnya uang tersebut disumbangkan untuk pembangunan rumah susun yg nantinya di tempati warga yang tidak mampu
Dan diwaktu yang hampir bersamaan Presiden Obama juga melelang mobil bekasnya type Chrysler 300C di situs Ebay tapi nampaknya masih sepi peminat
D.Capaian Perekonomian Iran saat ini
Di tengah perjuangan menghadapi embargo dari Negara besar dan Adidaya bagaimanahkah kabar Iran saat ini ?
1.Bank Dunia mencatat pendapatan perkapita Iran saat ini di angka USD 5.314 bandingkan dengan Indonesia yang masih berputar di USD 3.491

2.Saat ini Iran telah mampu memproduksi Daging, susu, yoghurt, dan keju sendiri meskipun tidak seramai tetangganya Turki, tetapi industry di sektor ini mulai menggeliat

3.Ketika GE (General Electric) Perusahaan penyedia pembangkit tenaga listrik asal Amerika pulang kampung dari Iran, maka Iran dengan Kemandiriannya pada tahun 1993 mendirikan Mapna Group yaitu perusahaan penyedia pembangkit listrik untuk menggantikan GE

4.Kini Mapna Group telah memiliki 41 anak usaha dengan pembangkit listrik sebagai inti bisnisnya, Mapna Group memproduksi Turbin, generator, boiler, hingga control kelistrikan satu area

5.Untuk produksi 1 Turbin, para pekerja Iran mencetak dan merangkai satu demi satu komponen yang ada, diperlukan tidak kurang 10 ribu jenis komponen yang mesti dirangkai, dan waktu 6 bulan untuk menghasilkan 1 turbin, dan kini Iran telah mampu melakukan itu semua

6.Kunci keberhasilan mereka adalah sistem alih teknologi yang benar2 diterapkan secara disiplin, jadi tidak hanya sekedar aturan tertulis di atas kertas saja. Kebanyakan teknologinya mengadopsi dari Siemens (Jerman) dan alih teknologi tersebut berjalan dengan mulus, dalam 5 tahun terakhir Iran telah mampu untuk membuat turbin dan generator dengan teknologi mandiri

7.Dalam kurun waktu yang relatif singkat, 5 tahun terakhir Mapna Group telah mampu mengalahkan Hitachi Jepang (1%) dalam pangsa pasar Industri tower, dan terpaut sedikit dari Solar Turbines Amerika Serikat (3%)

8. Mahmood Sepahbodnia, market development manager Mapna Group mengatakan Sanksi ekonomi yang dilancarkan AS telah membuat negerinya giat belajar. Di seluruh perusahaan di bawah bendera Mapna Group, misalnya, separo di antara 13.462 pegawainya mengenyam pendidikan sarjana atau lebih tinggi. Sedangkan di Mapna sendiri, 379 di antara 819 pegawai bergelar master atau doktor, 400 sarjana, dan hanya 40 orang yang berlevel pendidikan di bawahnya.
Dia menambahkan, sanksi ekonomi juga membuat perusahaannya bisa melakukan alih teknologi secara cepat. Sebab, mau tidak mau, mereka dituntut lebih mandiri.
“Jadi, terima kasih dari kami untuk Amerika!” ujar Mahmood lantang

E.Hikmah
Banyak Hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini diantaranya adalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun