Secara sederhana, ketika seseorang memiliki kualitas bacaan yang baik, berbobot dan kompleks, maka tentu hal demikian akan merangsang dirinya untuk memiliki kemampuan analytical thingking. Kemampuan menganalisa antar satu informasi dengan informasi yang lain inilah yang kelam akan menciptakan sikap kritis.
Sayangnya, sekali lagi budaya gemar membaca di Indonesia masih sangat rendah. Sehingga, kita tidak bisa berharap banyak melihat orang-orang Indonesia berpikir kritis di era post-truth seperti ini. Agak miris karena ponsel yang sudah cerdas tidak berbanding lurus dengan kualitas berpikir. Jadi, sampai di sini Anda sudah cukup tahu kenapa scam atau penipuan online marak di Indonesia. Dan kenapa pula ada banyak orang Indonesia yang tertipu atau mudah tergiur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H