Mengapa mewujudkan impian menjadi penulis bukan hal yang mudah bagi sebagian orang? Bagaimana sih cara menyingkirkan hambatan dalam menulis, sehingga bisa menuangkan gagasan di kepala dengan lancar.
Meskipun nampaknya  sederhana untuk mengeksekusi ide ide yang berkeliaran di kepala dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang bisa dinikmati pembaca ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Pada beberapa kali kesempatan seringkali kita dengar ungkapan motivator untuk segera action! action! action!
Menulislah dengan bebas, tanpa terpaku dengan aturan baku penulisan, atau Tuangkan ide ide brilian yg mencuat dari pikiran dengan spontan, tanpa aturan dan abaikan sementara prinsip kerja otak kiri yg cenderung berpikir kritis, sistematis, analitis, berurutan dan penuh pertimbangan karena pada akhirnya nanti toh akan melewati fase editing sebelum dikonsumsi khalayak.
Sekilas nampaknya tidak begitu bermasalah, namun tidak semua orang bisa meluapkan gagasan yang ada di kepalanya dengan leluasa. Bahkan bila tiba tiba muncul monster writer's block bisa membuat seorang penulis mati gaya dan kehabisan ide seketika itu.
Lalu, bagaimana solusinya?
Beberapa kiat berikut cukup mudah dilakukan untuk mewujudkan impian menjadi penulis:
1. Support dari keluarga dan orang terdekat kita.
Bagaimanapun kegiatan menulis itu juga menyita waktu dan perhatian. Kebersamaan  bersama orang orang terdekat akan berkurang bila sebagian waktu tersita untuk kegiatan menulis.Â
Ya! seorang penulis membutuhkan me time untuk menjelajah ruang pikiran dan imaginasinya. Tidak semua model keluarga bisa menerima, memberikan keleluasaan dan dukungan pada anggota keluarga tersebut untuk mengembangkan diri dibidang kepenulisan. Tidak semua orang tua bisa sejalan dengan passion anak anak mereka demikian pula sikap suami atau isteri terhadap pasangannya.
Masih ada yang menganggap bahwa profesi menulis kurang menjanjikan, hanya nasib mujur saja yang membawa penulis pada kehidupan yang makmur.
Kisah perempuan bernama Asma nadia dengan  karya karya novelnya yang memikat khalayak muslim dengan genre religinya  pada awal meniti karir tak melejit seperti sekarang, dukungan  mama dan suami tercinta telah mengantarkan kesuksesannya hingga kini.
Sebuah keluarga yang tidak bisa memahami proses, tidak akan mengerti bahwa untuk sampai pada level kesuksesan dibutuhkan pula perjuangan yang luar biasa
2. Dapatkan ide dan sumber inspirasi.
Ada pertanyaan unik, dari mana seorang penulis bisa mendapatkan sumber inspirasi lalu mengolahnya menjadi tulisan yang  terpublish hingga sampai kepada khalayak?
Beberapa kegiatan seperti membaca, mengamati, browsing, menonton film, mendengarkan musik, jalan jalan, travelling, melakukan riset dan berbagai macam kegiatan lainnya bisa menjadi salah satu sumber inspirasi untuk mendapatkan ide ide menarik yang siap diolah menjadi tulisan yang siap dinikmati pembaca.
3. Membangun dan menjaga komitmen menulis.
Membangun komitmen menulis memang tak mudah, namun bagaimana kita mengusahakan supaya apa yang menjadi impian bisa menjadi kenyataan diperlukan perjuangan yang sungguh sungguh.Â
Ada pepatah bahasa arab  "man jadda wa jadda" yang artinya "barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil" atau pada masyarakat Indonesia begitu familiar dengan kalimat "dimana ada kemauan, di situ ada jalan".
Komitmen itu harus diperjuangkan. Ketika rasa malas datang mendera dengan berbagai macam alasan, keteguhan dalam memegang prinsip sangat dibutuhkan.
Menjaga komitmen menulis bisa diterjemahkan dengan tetap senantiasa merawat dan mengasah kemampuan menulis secara konsisten dengan membiasakan disiplin menulis setiap hari, mengikuti event kepenulisan utk mengasah kemampuan, berkumpul  dengan komunitas para penulis untuk mengikuti perkembangan ilmu terupdate, serta mengusahakan sekuat tenaga supaya tidak tumbang di tengah jalan ketika mengejar impian tersebut.
Siapa sangka seorang JK ROWLING penulis buku best seller HARRY POTTER adalah single parent yang sederhana hidupnya serta harus menerima tunjangan dari pemerintah, pernah berkali kali naskahnya ditolak beberapa penerbit.
Begitulah, waktu akan berbicara pada akhirnya dan hasil tak akan pernah mengkhianati seberapa besar usaha untuk meraih impian tersebut.
4. Dapatkan lingkungan yang kondusif.
Berada ditengah orang orang yang mampu memahami passion kita jauh lebih berarti dari pada tinggal bersama mereka yang menolak keberadaan kita, atau bahkan meragukan kemampuan kita. Rasa percaya diri muncul karena dukungan orang orang terdekat  baik itu orang tua, saudara maupun sahabat.
Oleh karena itu lingkungan yang mendukung  akan memunculkan sikap positif untuk meraih impian yang diharapkan.
Bergaul bersama mereka yang sudah berpengalaman dalam bidang kepenulisan akan menambah wawasan dan termotivasi untuk melakukan hal yang sama seperti mereka.
Demikian pula dengan bergabung komunitas komunitas  kepenulisan yang merupakan wadah kompetisi untuk menguji sejauh mana  kemampuan menulis masing masing personal.
Beberapa komunitas kepenulisan memberikan ruang berkarya serta evaluasi bagi para anggotanya apakah sudah sesuai dengan aturan baku dalam penulisan.
Di dalam komunitas bisa melakukan edifikasi yakni mengangkat posisi orang lain dengan menyebutkan kelebihannya di depan khalayak baik secara lisan maupun tertulis.
Secara tertulis misalnya penulis bisa menyebut nama, maupun buku penulis lain atau mengutip pernyataan penulis lain.
Menarik bukan?!? ketika bisa berada di tengah tengan  orang yang kompeten di bidangnya dan menjalani pekerjaannya secara profesional.
5. Pantang menyerah dalam belajar
Tak bisa dipungkiri ketika seseorang memiliki keinginan yang cukup besar untuk menggapai sebuah impian tentu tidak akan lepas dari hambatan serta ujian yang akan mengiringi langkahnya.
Ada kalanya seorang penulis mengalami writer's block, suatu keadaan seorang penulis yang tiba tiba pikiran menjadi buntu sehingga tidak dapat menuangkan idenya ke dalam tulisan. Hal ini bisa diatasi dengan mengalihkan perhatian untuk sementara waktu, endapkan dan abaikan tulisan, segarkan kembali raga dan jiwa, carilah  tempat yang nyaman dan waktu yang tepat untuk merombak kembali outline, serta terus berlatih mengasah kemampuan.
Semangat yang luar biasa serta motivasi sukses yang tinggi merupakan energi tak terhingga untuk mewujudkan impian tersebut.
Kesuksesan akan diraih jika telah melewati beberapa kali hambatan atau rintangan.
So, jangan pernah menyerah ketika kamu masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba.- Brian Dyson
6. Partisipasi aktif dalam kompetisi
Melibatkan diri pada berbagai ajang lomba menulis akan mengasah kemampuan diri dan meningkatkan semangat terus belajar dan memacu menjadi pribadi yang berkembang.
Membaca ulang artikel yang pernah kita buat bermanfaat untuk memperbaiki tulisan kita, demikian pula membaca artikel dari para pemenang kita bisa mendapatkan pengetahuan baru dalam kompetisi kepenulisan. Dengan mengetahui kekurangan artikel yang kita buat diharapkan kedepannya bisa lebih baik lagi.
7. Managemen waktu yang tepat.
Yup, disadari atau tidak waktu akan terus bergulir. Penyesalan selalu datangnya kemudian. Seorang yang mampu memanage waktu dengan baik akan menyadari bahwa waktu ibarat pedang. Kelengahan itu bisa mengancam empunya sendiri.
Mengatur waktu dengan sebaik mungkin dan membuat  schedul sesuai dengan kapasitas masing masing.
Seorang penulis yang memiliki buah hati dan masih harus memberi perhatian lebih tentu saja produktivitas karyanya akan berbeda dengan penulis yang berstatus mahasiswa, demikian pula seorang pekerja kantor tentu hasil karyanya tak bisa sebanyak penulis full time.
Selayaknya seorang penulis memahami bagaimana proses pembuatan buku dari hulu hingga hilir. Bagaimana proses penyelesaian buku dari mencari ide atau gagasan, riset, membikin outline, menyelesaikan tulisan hingga proses pengeditan dan penyuntingan karya, yang pada akhirnya bisa terbit dan beredar.
Dengan memahami rangkaian waktu selama proses kreatif tersebut, diharapkan penulis bisa memanagemen waktu sebaik mungkin, sehingga bisa menyelesaikan pada waktu yang tepat.
8. Personal branding
Personal branding di sini bisa diterjemahkan sebagai kegiatan mengenalkan brand atau merek kepada orang lain supaya masyarakat bisa menilai dan mencitrakan dirinya sebagai seorang penulis.
Secara online, hal ini bisa dilakukan dengan mengenalkan identitas dirinya melalui website, blog, mengirim artikel ke media online, bergabung dan membentuk komunitas yang satu visi dan passion atau dengan membuka akun sosmed seperti  face book, you tube, intagram, LinkedIn, twitter, line dll. Secara offline bisa dilakukan dengan membuat buku, promo di galeri maupun toko buku.
9. Mengirimkan naskah ke media dan penerbit  yang sesuai genrenya.
Seorang penulis memerlukan pengakuan masyarakat untuk memperjelas brandnya sebagai seorang penulis.
Dengan diterimanya naskah penulis hingga terpublish pada sebuah media online dan cetak maupun lahirnya beberapa buku cetak menjadi bukti nyata dan kelayakan yang disandangnya sebagai seorang penulis.
Menerbitkan buku bisa kepada penerbit mayor maupun penerbit indie.
Pada penerbit mayor naskah benar benar berkualitas dan diseleksi secara ketat sehingga banyak yang mengalami penolakan, ada waktu menunggu untuk diterima, ada masa menunggu terbit hingga berbulan bulan dan potensi royalty yang menjanjikan.Â
Pada penerbit indie atau self publishing penulis tak perlu menunggu waktu berlama lama untuk terbit (sebulanpun ada yang bisa jadi), tanggung jawab kualitas naskah dipegang oleh masing masing penulis serta potensi penghasilannyapun tergantung pada bagaimana kepiawaian dalam memasarkan buku tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H