Tampak usang diantara riuhnya peradaban
Tersimpan erat dibalik kosong ruang
Kudekap tuk mereguk hangat
Ada, namun tetap terasa hampa
Kau bilang, waktu tak akan merenggut segalanya
Tapi hampa melenggang dengan santai
Perlahan menelan setiap bait kisah yang masih tersisa
Kudengar elegi menyayat sanubari
Terperangkap dalam jiwa meraki
Kidung nestapa terdengar riuh di kepala
Menertawakan asa yang mulai sirna
Laiknya boneka beruang tua
Meringkuk di ujung asmaraloka
Sendiri, berteman semu yang terus menggerutu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!