Airlangga berhasil digelar di sepanjang jalan Malioboro, tepatnya di depan Gedung Kuliah Bersama (GKB) hingga Gedung Airlangga Convention Center (ACC). Acara ini menampilkan karya-karya luar biasa dari mahasiswa/i baru Universitas Airlangga (UNAIR). Setiap kelas PDB diberikan satu tenda untuk mendisplay produk hasil kerja mereka , yang dikategorikan ke dalam tiga zona berbeda: zona Sadar Lingkungan (PDB 1-40), zona Kebhinnekaan (PDB 41-80), dan zona Teknologi (PDB 81-120, PDB Internasional, dan PDB Gresik 1-2).
Pada Rabu, 18 Desember 2024, Expo PDB (Pembelajaran Dasar Bersama) UniversitasSelain mendekorasi tenda sesuai dengan tema yang telah ditentukan, peserta PDB juga berlomba-lomba untuk memperoleh penghargaan bagi tenda dengan dekorasi paling menarik. Proses dekorasi ini dilakukan dengan penuh antusiasme, meskipun hanya diberi waktu hingga pukul 11 pagi sebelum tenda-tenda tersebut dinilai oleh pihak panitia. Tak hanya dekorasi tenda, mahasiswa juga menunjukkan kreativitas luar biasa melalui dresscode yang mereka kenakan, yang mencerminkan tema yang diangkat oleh masing-masing kelompok.
Namun, tak kalah menarik juga yaitu produk-produk inovatif yang telah dirancang oleh mahasiswa selama satu semester di semester pertama ini. Salah satu produknya adalah Batik "Bangga Dwipa" Singkatan dari Batik Airlangga Dwipa yang diproduksi oleh kelompok 4 PDB 102. Disebut "Dwipa" sebab batik ini merupakan hasil perpaduan motif batik dari dua daerah, yaitu Tuban dan Bali yang dipadukan dengan logo Garuda Mukti, simbol Universitas Airlangga sehingga diberi nama "Batik Airlangga". Produk ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya dari dua daerah yang memiliki ciri khas batik masing-masing.
Ide inovasi batik ini datang dari anggota kelompok yang berasal dari Bali dan Tuban. Keduanya memiliki karakteristik motif batik yang sangat berbeda, sehingga pencampuran kedua motif tersebut menjadi tantangan tersendiri. Setelah beberapa kali uji coba dan berdiskusi dengan Bu Wulan, seorang ahli batik asal Surabaya sekaligus pemilik Chawaty Collection, akhirnya menemukan desain akhir dari batik ini. Setelah menemukan desain yang pas, proses selanjutnya berupa pencantingan, pewarnaan, penguncian, dan pengeringan kain batik.
Tidak hanya itu, produk batik ini mendapat sambutan positif dari beberapa dosen dan salah satunya memberikan apresiasi atas keunikan dan potensi produk ini. "Produk ini sangat inovatif, semoga bisa menjadi salah satu branding dari UNAIR," ungkap Beliau. Hal ini menunjukkan bahwa batik "Bangga Dwipa" tidak hanya sekadar karya mahasiswa, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi identitas kampus yang membanggakan.
Karya inovatif seperti ini membuktikan bahwa mahasiswa baru Universitas Airlangga sudah memiliki pemikiran yang kreatif dan berorientasi pada keberlanjutan, baik dalam konteks budaya maupun dalam perkembangan kampus itu sendiri. Expo PDB Airlangga bukan sekadar ajang pameran, tetapi juga menjadi sarana untuk menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam menggabungkan keilmuan, kreativitas, dan kearifan lokal yang berdampak pada pengenalan kampus di tingkat yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H