Mohon tunggu...
Ianatul adhimah An
Ianatul adhimah An Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengintegrasikan Teknologi dalam Kurikulum untuk Menyongsong Era Digital dan Resolusi Industri 4.0

29 Oktober 2024   19:39 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:47 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem pendidikan di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam mengadaptasi teknologi dalam kurikulum. Untuk mempersiapkan generasi muda untuk Revolusi Industri 4.0 dan pesatnya kemajuan teknologi, diperlukan kurikulum yang relevan. Sekolah-sekolah di Indonesia telah mencoba menggunakan teknologi seperti Google Classroom, yang telah terbukti dapat membantu siswa belajar dengan lebih baik dan lebih interaktif. Namun demikian, upaya ini belum meluas dan masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan fasilitas, terutama di wilayah terpencil. Kecepatan kemajuan teknologi telah membawa perubahan di banyak bidang, termasuk pendidikan. Di dunia yang semakin digital saat ini, teknologi harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Sayangnya, teknologi dalam kurikulum pendidikan Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, seperti akses yang tidak merata dan kurangnya keterampilan guru digital . Tidak adanya penggunaan teknologi secara menyeluruh membuat siswa tidak siap untuk dunia kerja yang berkembang pesat.

Sebagai pemimpin yang akan datang di bidang pendidikan, perlu mempertimbangkan penguatan teknologi dalam kurikulum nasional. Teknologi dapat membantu siswa mendapatkan akses ke materi pelajaran berkualitas tinggi dan memungkinkan proses pembelajaran yang lebih interaktif. Selain itu, teknologi memungkinkan pendidikan disampaikan ke daerah terpencil di mana aksesibilitas dan infrastruktur menjadi kendala utama. Kurikulum yang ramah teknologi juga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Kedua kemampuan ini akan sangat bermanfaat dalam dunia kerja modern dan penting dalam  menghadapi situasi yang tidak terduga seperti bencana alam atau pandemi.

Kurikulum berbasis teknologi memiliki banyak kelebihan, salah satunya adalah siswa memiliki akses yang lebih luas ke pelajaran. Mereka dapat mengakses pelajaran kapan saja dan di mana saja mau mereka , tanpa terikat pada ruang kelas fisik. Selain itu, penggunaan teknologi memungkinkan guru memantau perkembangan siswa secara real-time, yang membantu meningkatkan efisiensi belajar. Proses ini juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa. Selain itu, penerapan kurikulum berbasis teknologi juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu masalah utama adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di wilayah pedalaman. Banyak sekolah tidak memiliki infrastruktur yang memadai untuk mengakses internet atau perangkat yang diperlukan untuk mengakses teknologi pembelajaran, dan tidak semua guru juga memiliki kemampuan yang memadai untuk memanfaatkan teknologi di kelas. Akibatnya, guru perlu dilatih secara khusus untuk mengikuti kemajuan teknologi dalam pendidikan.

Program digitalisasi sekolah perlu terus dilanjutkan untuk mewujudkan integrasi teknologi yang lebih merata. Dengan melanjutkan program ini, sekolah-sekolah di seluruh Indonesia bisa memperoleh akses internet dan perangkat yang dibutuhkan. Program pelatihan guru juga perlu ditingkatkan agar para pendidik memiliki keterampilan digital yang mumpuni. Tanpa dukungan guru yang siap, integrasi teknologi dalam kurikulum hanya akan menjadi hambatan baru yang sulit diatasi. Pelatihan ini bisa mencakup pemahaman tentang cara menggunakan perangkat teknologi serta metode pembelajaran interaktif yang melibatkan siswa secara aktif. Sebaliknya, kebijakan pelarangan penggunaan smartphone di sekolah sebaiknya ditinjau ulang. Saat ini, penggunaan gawai seperti smartphone sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari siswa, dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran. Kebijakan yang lebih tepat adalah membatasi penggunaan smartphone hanya untuk keperluan belajar, dengan pedoman yang jelas untuk menjaga etika dan keamanan penggunaannya di sekolah.

Untuk mencapai integrasi teknologi yang efektif, diperlukan beberapa solusi. Pertama, infrastruktur teknologi harus ditingkatkan, terutama di daerah terpencil yang sering menghadapi kesulitan untuk mengakses internet atau perangkat digital. Untuk yang kedua, pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta untuk memastikan bahwa jaringan internet dan perangkat digital tersedia di seluruh wilayah Indonesia. Ketiga, pelatihan guru harus diadakan secara rutin agar para guru terus memperbarui keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk mengajar, dan materi pembelajaran berbasis teknologi seperti e-modul, video pembelajaran, dan aplikasi interaktif perlu dikembangkan agar siswa bisa belajar secara fleksibel di mana saja.

Secara keseluruhan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia perlu beradaptasi dengan teknologi dalam kurikulumnya. Hal ini memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai, peningkatan keterampilan guru, serta pengembangan materi pembelajaran digital yang mudah diakses dan sesuai kebutuhan. Dengan langkah-langkah ini, sistem pendidikan Indonesia dapat menjadi lebih inklusif, efisien, dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun