Mohon tunggu...
Sapriansyah
Sapriansyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Patron-Klien pada Bugis dan Makassar

30 April 2016   18:20 Diperbarui: 30 April 2016   18:28 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum WR.WB
 Kali ini saya akan menjelaskan mengenai Patron-Klien, mungkin para pembaca sekalian sudah mengetahui apa sih Patron-Klien tersebut, nah saya akan menjelaskan sedikit mengenai Patron-Klien tersebut, Patro merupakan Bangsawan sedangkan Klien merupakan Dayang-Dayang, nah Tujuan utama Patron bagi Klien yaitu memberi kontribusi dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hubungahn semacam itu telah dan terus berperan hingga kini dalam komunitas-komunitas bugis dan Makassar. 


Patronase pada masyarakat Bugis dan Makassar Pasca Traditional.
Setelah belanda menduduki wilayah-wilayah yang sebelumnya berstatus swapraja, Sulawesi selatan sebagian besar berada dibawah system yang disebut system pemerintahan tidak langsung. Namun, dibawah system tersebut, pemerintahan colonial tetap saja memberlakukan banyak perubahan dalam rangka mengoptimalkan efisiensi pemerintahan,


Ikatan Patron-Klien dalam dunia Usaha
System Patron-Klien harus dilihat tidak hanya dari aspek politik, tetapi juga dari segi ekonomi. Sebagaimana di paparkan dengan gambling oleh Lineton (1975an) dalam masyarakat bugis wajoq, salah satu tugas utama pemimpin traditional adalah mendistribusikan kembali sebagian besar kekayaan barang dan dibawa oleh para pengikitu mereka pada peristiwa-peristiwa seperti u[acara perayaan.


Sistem Patronase dalam usaha-usaha perekonomian: pertanian, pertambakan, penangkapan ikan, perdagangan laut, dan kerajinan.
Mungkin hanya ini yang saya bisa jelaskan mengenai Patron-Klien seperti yang anda ketahui bahwa bukan hanya daerah-daerah tertentu yang memiliki sejarah yang dapat di ceritrakan, tetapi daerah-daerah lain pun memiliki ceritra yang baik pula mengenai sejarahnya. Meskipun ceritra tersebut sangat berhubungan dengan semua daerah-daerah yang juga memiliki sejarah. 

Ternyata mengetahui sejarah juga sangat penting, sebaba membantu kita mengetahui kejadian-kejadian yang pernah terjadi pada zaman dahulu, semenjak kita belum di lahirkan di dunia ini. Saya kira hanya itu yang bisa saya sampaikan kurang dan lebihnya mohon di maafkan, jika ada salah-salah kata dan kekurangan itu hanyalah bentuk ketidak sengajaan sebab kita menulis mengenai apa yang kita pahami dan mengerti mengenai Patron-Klien tersebut.
Wassalamualaikum WR.WB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun