75% aplikasi seluler bahkan tidak lulus uji keamanan dasar. Sebagai dukungan, sebuah studi HP menyatakan bahwa 70,6% aplikasi dapat mengakses penyimpanan eksternal dan 94,7% aplikasi menyertakan metode logging.
Peretas akan cenderung melanjutkan tren mengeksploitasi celah keamanan yang diketahui di aplikasi seluler untuk mencuri informasi sensitif dan rahasia.
Ini adalah salah satu tren pengembangan aplikasi seluler negatif yang akan berlanjut tahun depan.
Dunia modern semakin mobile, dan ini menimbulkan ancaman baru bagi keamanan perusahaan.
Penelitian Dell menemukan bahwa 22 persen karyawan di organisasi kecil hingga menengah telah kehilangan perangkat kerja yang dikeluarkan perusahaan.
Pada saat yang sama, sebuah studi di Ponemon Institute menemukan bahwa hanya 35 persen mengatakan mereka menggunakan kata sandi atau kode PIN untuk mengamankan perangkat mereka.
Perangkat yang dikeluarkan perusahaan di tangan yang salah dapat mengeja masalah tanpa kunci kode sandi.
Karena pengguna memberi makan dan mengelola data rahasia di telepon pintar dan perangkat lain, mereka membutuhkan langkah-langkah keamanan yang sangat baik.
Pada 2019, pengembang akan memberi perhatian ekstra untuk membuat fitur keamanan bawaan di aplikasi seluler.
Teknologi utama yang menyediakan keamanan dan melindungi informasi pengguna adalah enkripsi blockchain.