Bagi umat Katolik, tahun 2016 ini merupakan tahun yang istimewa karena ditetapkan sebagai Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah oleh Paus Fransiskus. Secara universal bernama Extraordinary Jubilee of Mercyyang dimulai dari tanggal 8 Desember 2015 dan akan berakhir tanggal 20 November 2016 nanti. Gereja Katolik di seluruh dunia menjadikan periode tersebut sebagai masa pengampunan dosa dan pengampunan universal. Umat Katolik diharapkan untuk melakukan pertobatan, memaafkan diri sendiri dan orang lain serta merubah hidup mereka agar lebih berarti.
Tahun Kerahiman berakar dari tradisi Perjanjian Lama atau Yudaisme yang membebaskan para budak dan tahanan setiap 50 tahun yang kemudian dihidupkan kembali dan dimodifikasi oleh Paus Bonifasius VIII di abad 14. Tahun ini merupakan Tahun Suci ke-27 sepanjang sejarah Katolik.
Biasanya Tahun Kerahiman (Jubilee of Mercy) dilakukan 25 tahun sekali. Dengan terakhir kalinya diadakan pada tahun 2000, maka seharusnya Tahun Kerahiman diadakan lagi tahun 2025. Namun, Paus Fransiskus menilai bahwa situasi dunia saat ini genting, penuh dengan kekerasan, materialisme, imoralitas dan keputusasaan. Karena itulah Paus Fransiskus membuat pengecualian dan mengadakannya di tahun ini. Itu sebabnya kata “Luar Biasa” atau “Extraordinary”ditambahkan.
Sebagai simbol bahwa Gereja Katolik membuka diri dan menerima pertobatan umat, maka Pintu Suci (Holy Door of Mercy) pun dibuka khusus di Tahun Kerahiman. Pada saat pembukaan Pintu Suci di Basilika St. Petrus pada tanggal 8 Desember 2015, untuk pertama kalinya peresmian Tahun Kerahiman dihadiri dua Paus, yakni Paus Fransiskus dan Paus Emeritus Benediktus XVI. Prosesi tersebut dihadiri 50 ribu umat, disaksikan oleh Presiden Italia (Sergio Mattarella), PM Italia (Matteo Renzi) dan Raja Albert II dari Belgia.
Berbeda dengan Tahun-tahun Kerahiman sebelumnya yang hanya dirayakan di Roma, kali ini Paus Fransiskus memerintahkan Pintu Suci di semua katedral dan gereja historis seluruh dunia dibuka untuk menyambut umat-Nya yang mau bertobat dan mengubah hidupnya. Gereja-gereja Katedral di Indonesia pun membuka Pintu Sucinya hingga 20 November nanti.
Di Indonesia, motto tersebut kemudian diubah menjadi “Kerahiman Allah Memerdekakan” dan menambahkan kata “Amalkan Pancasila”. Ajaran agama bukan hanya diamalkan dalam ibadah, tetapi juga dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Di akhir September lalu, saya dan Ibu bersyukur bisa mengikuti tur ziarah ke Roma dan mendatangi empat Pintu Suci yang ada di:
- Basilika St. Petrus
- Basilika St. Paulus
- Basilika St. Yohanes Lateran
- Basilika St. Maria Maggiore
Dengan mengikuti doa dan misa yang dipimpin oleh Romo Marciano dalam bahasa Indonesia setiap hari, kami pun mempersiapkan hati dan tekad untuk bertobat, memohon ampun dan menempuh cara hidup yang baru. Kami juga berkesempatan mengikuti misa Ekaristi di dalam basilika-basilika yang indah.
Selama di Roma, kami juga mengunjungi tempat-tempat wisata lainnya seperti Trevi Fountain, Colloseum, Roman Forum, dan Museum Vatikan. Kami juga berkesempatan untuk mengikuti Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus di Lapangan St. Petrus yang dihadiri ribuan orang dari berbagai negara. Dengan tiket masuk (gratis) yang sudah disediakan Raptim Tour, saya dan Ibu berhasil mendapat tempat di dekat jalur yang akan dilewati Paus Fransiskus. Bahagia rasanya bisa melihat beliau dari dekat. Kami mengikuti audiensi hingga akhir untuk mendapat berkat Sri Paus.