Pernahkah kamu merasa kewalahan oleh banjir informasi? Adegium 'terlalu banyak informasi akan membunuhmu' dari buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring sangat relevan dengan kondisi saat ini.
Semakin banyak informasi yang kita konsumsi, terutama tanpa filter yang memadai, semakin besar risiko kita mengalami technostress dan gangguan kecemasan.
Otak kita, layaknya sebuah komputer, membutuhkan "maintenance" agar dapat berfungsi optimal.
Inilah inti masalahnya: otak kita seringkali kewalahan karena kurang digunakan.Â
Tenang, jangan marah dulu! Maksud saya, kita terlalu sering mengandalkan jaringan saraf buatan (neural network) yang ada dalam ponsel pintar lebih dari otak kita sendiri.
Saya beberapa kali plesiran ke daerah terluar Indonesia yang minim, bahkan tidak ada akses atau jaringan telekomunikasi.
Saya sering mendapati teman-teman kota saya meradang, tantrum, frustrasi karena kehilangan koneksi mayantara.
Dari sini, saya menyaksikan dua dunia yang berbeda. Ada mereka yang kehilangan jiwa karena tak bisa mengakses media sosial, dan ada pula penduduk lokal yang hidup dalam harmoni dengan alam, tenang, tanpa tuntutan semu.
Masyarakat di sana, dengan insting tajam, mampu membaca ritme alam. Mereka tahu di mana ikan bersembunyi dan kapan hutan memanggil.
Sementara kita yang hidup dengan smartphone yang serba canggih itu kadang bisa mati gaya gara-gara dibuat kesasar oleh peta internet.