Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

14 Februari 2024: Antara Valentine dan Pesta Demokrasi - Perangi Politik Uang, Wujudkan Pemilu Bermartabat!

4 Februari 2024   15:24 Diperbarui: 4 Februari 2024   15:26 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pengunjung dalam kegiatan Gardu Jalanan. Foto: Gardu Pemilu/dok. pri

Tanggal 14 Februari identik dengan Hari Valentine, momen spesial bagi banyak orang untuk menunjukkan kasih sayang. Bagi anak muda, mungkin ini saatnya bertukar coklat atau sekadar merayakan cinta monyet. 

Di balik momen romantis tersebut, tanggal 14 Februari 2024 juga memiliki makna krusial bagi bangsa Indonesia: Pemilihan Umum (Pemilu). 

Bukan hanya sekadar memilih presiden dan wakil rakyat, Pemilu merupakan ajang menentukan arah bangsa lima tahun ke depan. Di momen ini, kekuatan dan suara rakyat memegang peranan penting.

Di tengah gejolak muda-mudi yang dilanda pertengkaran cinta dan ancaman putus itu, ironisnya, disaat yang bersamaan, Pemilu 2024 dibayangi berbagai masalah seperti kecurangan, politik uang, apatisme masyarakat, dan kurangnya pengawasan.

Situasi ini kian kompleks karena data menunjukkan bahwa pemilih pemula (first-time voters) yang masih labil, bagaikan cinta monyet, akan mendominasi Pemilu 2024.

Inilah mengapa gerakan sipil seperti Gardu Jalanan, yang diinisiasi Jaringan GUSDURian, hadir di berbagai kota guna menjembatani dan mengajak masyarakat menjadi aktor yang proaktif dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas, jujur, adil, damai, dan bermartabat.

Di Yogyakarta, Gardu Jalanan diselenggarakan di depan Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, pada Minggu (4/2), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sipil sebagai pemilih yang berkualitas.

Mengapa Kita Harus Peduli Pemilu 2024?

Pertanyaan ini mungkin terbersit di benak sebagian orang. Bukankah tugas Pemilu hanya di tangan KPU dan Bawaslu? Jawabannya, TIDAK. Demokrasi sehat membutuhkan partisipasi aktif masyarakat.

Kita tidak dapat sekadar bersikap sebagai penonton pasif dan menyalahkan ketika hasil Pemilu tidak memenuhi harapan, atau hanya terlibat saat menjelang tanggal pencoblosan. Sejak jauh sebelumnya, kita perlu memiliki kesadaran penuh akan situasi ini.

Hamada Hafidzu, penggerak Gusdurian Yogyakarta dan salah satu inisiator Gardu Jalanan, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga pesta demokrasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun