Jarak yang harus ditempuh dalam perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 50-60 menit, menjadi tantangan yang nyata bagi masyarakat dalam mendapatkan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Secara geografis, Kampung Friwen terletak di pulau dengan luas sekitar 3 kali lapangan sepak bola dan berbatasan dengan desa Saporkren (utara), Selatan Yemwapnor (selatan), Yembeser (barat), dan Saonek (timur). Meskipun pulau ini relatif kecil, tetapi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.
Dalam hal pangan, masyarakat Kampung Friwen masih bergantung pada hasil laut dan hasil pertanian seperti beras yang ditanam di sekitar pulau Friwen atau di sekitar kampung Yembeser di barat. Meskipun pangan tersedia, tetapi keberlanjutan dan diversifikasi sumber pangan menjadi isu yang perlu diperhatikan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizi dengan lebih baik.
Di bidang pendidikan, Kampung Friwen hanya memiliki satu sekolah dasar (SD). Hal ini berarti siswa yang menyelesaikan SD harus melanjutkan pendidikan di desa lain untuk melanjutkan SMP dan SMA.
Kurikulum yang digunakan di SD Kampung Friwen masih mengacu pada Kurikulum 2013 (K-13) dan belum menerapkan pendekatan "merdeka belajar" yang telah diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kurangnya sumber daya manusia (SDM) guru atau tenaga pendidik serta kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran menjadi tantangan yang perlu diatasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di kampung ini.
Dalam diskusi dengan pihak terkait, terungkap beberapa program yang diusulkan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Program kesehatan akan fokus pada penerapan teknik hidroponik sebagai solusi dalam pengelolaan tanaman sayuran dan herbal, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang.
Program literasi akan mengaktifkan kembali perpustakaan desa yang pernah ada sebelumnya namun terdampak oleh abrasi, serta memanfaatkan fasilitas yang ada, termasuk SD, untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat.
Dengan fokus pada peningkatan pendidikan, literasi, dan pengembangan perpustakaan desa, diharapkan Kampung Friwen dapat menjadi contoh inspiratif bagi kampung-kampung lain di Indonesia dalam menghadapi tantangan sosial dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Sementara itu, program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi lokal akan memfokuskan pada pendirian UMKM dan koperasi untuk mengumpulkan modal serta memasarkan produk secara online, meskipun masih terkendala oleh ketersediaan sinyal telekomunikasi yang terbatas.
Apakah kamu siap untuk menjadi bagian dari perubahan di Kampung Friwen?