Mohon tunggu...
I Akuntansi2018
I Akuntansi2018 Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mahasaraswati

Universitas Mahasaraswati, I Akuntansi 2018 Malam

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Rakyat Merosot Akibat Dampak Pembatasan Sosial Saat Pademi Covid-19

19 Mei 2020   22:15 Diperbarui: 20 Mei 2020   07:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penulis: Ni Putu Dian Ayu Mas Dewantari, Mahasiswa Akuntansi, Universitas Mahasaraswati Denpasar

Masyarakat Indonesia dan seluruh Dunia  tengah dihebohkan kemunculan corona virus. Virus corona sebenarnya tidak serta merta muncul begitu saja, karena pada 1918-1919 juga ada virus mematikan yaitu fluspanyol. Virus itu mematikan dan menjadi pandemi pada saat itu dan menelan korban 40 juta jiwa . Tetapi munculnya kembali corona virus disseases(covid-19) yang mematikan ini, menurut para ahli, lebih ganas dari virus pendahulunya.

World Health Organization (WHO) menyatakan, coronaviruses (cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut covid-19. Virus corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernafasan timur tengah (Mers-CoV) dan sindrom pernafasan akut parah (SARS-CoV). Virus ini pertama kali muncul di Wuhan Cina, Desember 2019, lalu berkembang sangat cepat bahkan ke berbagai negara, dan saat ini sudah merupakan suatu pandemi, melanda seluruh dunia.

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dikeluarkan oleh pemerintah tentunya mempertimbangan aspek ekonomi, dan sedikit mengesampingkan aspek kesehatan. Hal ini sesuai dengan rezim Jokowi yang selalu menglorifikasikan aspek ekonomi. Jika tidak ada bantuan ekonomi yang konkret dari pemerintah pusat, maka masyarakat akan terus melakukan mobilitas sosial yang tentunya menjadi tindakan rasional instrumental untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat akan tetap bergerak mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan primernya.

Contohnya pedagang, ojek online, dan pekerja harian lainnya yang terkena dampak atas Pembatasan Sosial Berskala Besar. Dengan adanya kebijakan tersebut otomatis pendapatan mereka yang bergantung pada pendapatan harian menurun. Ini dikarenakan konsumen mereka sebagai sumber penghasilan berdiam diri di rumahs esuai apa yang dianjurkannya.

Seperti di Bali salah satu contohnya yaitu pedagang kecil yang menjual prasarana untuk sembahyang atau menghaturkan sesajen (banten) seperti canang dan banten mereka banyak yang mengeluh, sejak adanya pandemi Covid-19 ini pendapatannya merosot 50 persen karena banyak masyarakat sebagai konsumen melakukan social distancingdan orang orang yang biasanya membeli canang dan banten itu ada yang di PHK dan dirumahkan jadi mereka tidak membeli canang lebih baik mereka membuat canang di rumah untuk menghemat biaya pengeluarannya.

Yang juga menjadi masalah bagi ekonomi masyarakat kecil adalah larangan bagi pengemudi untuk membawa penumpang di kendaraan roda dua. Hanya boleh membawa 50 persen penumpang bagi kendaraan roda empat. Masyarakat yang bekerja sebagai ojek online tentunya sangat terdampak atas kebijakan ini. Ojek online tidak diperbolehkan membawa penumpang. Mereka hanya boleh membawa barang dan makanan saat menjalankan aktivitas ladang pencahariannya.

Dalam hal ini, kita dapat melihat bagaimana ekonomi memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Ekonomi memengaruhi budaya, sosial, dan politik. Pandemi Covid-19 yang makin mewabah ini jelas mengancam keselamatan masyarakat dan juga perekonomian. Secara struktural fungsional, pemerintah memang berfungsi untuk membuat kebijakan yang relevan dan cocok untuk menangani pandemi Covid-19.Dalam hal ini, masyarakat juga diwajibkan menaati kebijakan yang dikeluarkan pemerintah demi melawan Covid-19 yang makin mewabah.

Akan tetapi, di sini pemerintah dapat memberikan bantuan tunjangan ekonomi terhadap masyarakat. Karena bagaimanapun juga, jika pemerintah tidak memberi tunjangan yang konkret saat PSBB berlangsung, maka mobilitas masyarakat akan tetap berjalan. Upaya apa pun akan sia-sia. Karena mobilitas masyarakat didorong oleh kebutuhan ekonominya untuk memenuhi kebutuhan primer. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun