Mohon tunggu...
Ivan Kosasih
Ivan Kosasih Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pekerja yang menyenangi agama, ekonomi, politik, psikologi, sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siklus Zaman

21 Desember 2010   03:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua benda di alam semesta ini memiliki sebuah siklus. Seperti halnya manusia, yang tingkat kecerdasannya akan meningkat dan memudar seiring dengan bertambahnya usia; produk yang memiliki product life cycle; katak, nyamuk dan kupu-kupu memiliki siklus metamorfosis; zamanpun memiliki siklus. [caption id="attachment_80935" align="aligncenter" width="300" caption="Siklus Kedewasaan Manusia"][/caption] Setiap Kerajaan dan bangsa memiliki siklus berjaya dan pudar. Seperti dahulu Kerajaan Yunani, Romawi, Persia, Mongol, Inggris, Jepang, Amerika, dan Cina yang pernah berjaya dan pudar atau sedang berjaya. Lama setiap tahapan dapat berlangsung puluhan tahun, maupun hampir seketika. Semua tergantung banyak faktor, baik internal maupun eksternal. [caption id="attachment_80936" align="aligncenter" width="300" caption="Siklus Kejayaan Negara atau Produk"]

1292865489215147108
1292865489215147108
[/caption] Alam semestapun memiliki siklus yang hampir serupa. Bumi mulai kehilangan daya dukungnya. Banyak bencana yang terjadi silih berganti, apakah ini menandakan akhir zaman? Pada zaman awal terbentuknya benua, bukankah juga terjadi banyak letusan gunung berapai yang aktif? Sekarang di Indonesia, gunung-gunung berapinya juga mulai aktif kembali. Demikian pula dengan sejarah kekristenan, ada pasang surut jumlah, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini: [caption id="attachment_81001" align="aligncenter" width="300" caption="Siklus Zaman Jumlah Orang Kristen"]
12929001041131142732
12929001041131142732
[/caption] Pada awal permulaan, TUHAN Yesus hanya memiliki 12 rasul, yang bertambah menjadi 120 orang setelah kebangkitan TUHAN. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus melalui Petrus memberikan kesaksian sehingga menyelamatkan 3000 orang. Dan ketika Petrus menyembuhkan orang yang lumpuh di dekat pintu gerbang Bait ALLAH, jumlah orang percaya bertambah menjadi 5000 orang. Setelah ini, mulailah orang Farisi dan Mahkamah Agama menganiaya penganut Jalan TUHAN. Tetapi berkat karunia TUHAN, Injil tersebar kepada orang Yahudi di seluruh Romawi, baru kemudian kepada orang non-Yahudi yang dimulai oleh Filipus kepada sida-sida Ethiopia, Petrus di Kaisarea dan Barnabas di Antiokhia. Setelah Barnabas membawa Paulus kepada pelayanan di Antiokhia, orang-orang non-Yahudi mulai mendominasi gereja. Penganiayaan ini dimulai di tangan orang Yahudi tetapi diteruskan oleh kaisar-kaisar Romawi, mulai dari Nero sampai kepada Konstantin. Setelah Konstantin menetapkan Kekristenan sebagai agama negara, jumlah orang yang disebut Kristen meningkat secara drastis secara singkat. Orang-orang miskin yang tergiur dengan uang dan pakaian, orang yang ambisius dan orang yang oportunis mulai masuk ke dalam kekristenan. Kekuasaan yang dipegang oleh Patriakh Gereja hanya di bawah Kaisar Romawi, menyebabkan banyak bangsawan mulai mencari dukungan gereja. Hal ini malahan menjadi lebih parah ketika Kerajaan (Republik) Romawi runtuh. Paus menjadi di atas para raja-raja wilayah bekas Romawi dengan senjata: excommunication. Dalam abad pertengahan, gereja menjadi tempat yang korup dan menghalangi pengetahuan dan penemuan baru. Zaman Renaissance menandakan penurunan pengaruh kekristenan. Walaupun jumlah orang "Kristen" bertambah, banyak orang yang mulai meragukan dogma gereja. Pada saat itu, banyak keputusan oknum dalam gereja yang merugikan orang banyak dan tidak sesuai dengan Alkitab. Orang "Kristen" telah dijauhkan dari Alkitab, yang hanya dipegang oleh segelintir orang dalam gereja. Akibatnya, masyarakat tidak memilki fondasi yang kokoh dalam menghadapi perbagai ide dan kreasi baru. Martin Luther dan penemuan mesin cetak berhasil membuka kebuntuan ini dan menyediakan Alkitab kepada masyarakat, sayangnya sistem kependetaan yang telah mengakar, membuat masyarakat kehilangan selera kepada Alkitab dan menjadikan mereka rentan kepada serangan musuh, si iblis. Sekarang adalah zaman akhir. Akhir untuk kekristenan, sebab orang yang berambisi hampir semuanya meninggalkan gereja. Akhir bagi kekristenan, karena serangan musuh semakin menghebat, mencoba mempertanyakan keaslian Firman TUHAN, keilahian Yesus, kebangkitan Yesus, fondasi-fondasi dalam Alkitab dan menurunkan standar moralitas manusia. Tetapi bukan akhir bagi pengikut Kristus, karena sebaliknya, dengan cara ini TUHAN menyeleksi para pemenangnya. Ingatlah Janji ALLAH: "Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat". Gereja, seharusnya adalah sawi, suatu sayuran yang cepat bertumbuh dan dipanen, dapat dinikmati dan tidak permanen di bumi. Tetapi gereja menjadi pohon, yang kuat mengakar di bumi, tetapi menjadi tempat bersarangnya burung, roh jahat. Tidak heran bahwa sekarang, mendekati akhir zaman, TUHAN sedang memulihkan gereja, menghancurkan organisasi gereja, tetapi menjadikan gereja suatu persekutuan yang intim dan manis, dapat dinikmati semua orang yang hadir. AMIN, ya TUHAN datanglah segera. Betapa hati ini sudah merindukan hadirmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun