Mohon tunggu...
Ivan Kosasih
Ivan Kosasih Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pekerja yang menyenangi agama, ekonomi, politik, psikologi, sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kamu Percaya Sama Hoax?

10 Desember 2010   15:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:50 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di dunia maya beredar banyak HOAX. Para pembuat HOAX pada umumnya percaya, bahwa orang yang akan mempercayai hal yang ia sampaikan adalah orang bodoh yang memang menginginkan percaya, atau orang yang mencari pembenaran dan bukan kebenaran. Orang jenis ini adalah orang yang cenderung percaya buta tentang apa yang ia percayai benar dan menolak mencari kebenaran yang sejati. Ia sudah puas dengan kata orang yang sesuai dengan kepercayaannya.

Penipuan dalam berita, sebenarnya dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian:


  1. Statistik - Penipuan Pemilihan Sampel
  2. Literatur - Penipuan Hasil Sementara dan Kesimpulan
  3. Skala - Membesarkan masalah kecil atau meredupkan masalah besar


Penipuan melalui statistik dapat dilakukan dengan memilih sampel yang bias, baik dari jumlah populasi sampel, jenis sampel yang bias, penyebaran sampel yang kurang memadai dan beberapa faktor lainnya.

Penipuan melalui studi literatur adalah melalui pengutipan tidak sempurna, yang berlawanan dengan kesimpulan dari pengarang. Contoh: "Penggunaan bahan A untuk reaksi B merupakan sesuatu yang ideal, tetapi dalam kondisi C, bahan A bukanlah zat yang tepat karena...". Bila anda potong sebelum "tetapi", maka hasil yang didapat lain dengan yang dibicarakan oleh pengarangnya. Demikian juga dengan hipotesis pengarang belum tentu benar dan belum tentu akurat setelah zamannya.

Penipuan melalui skala pemberitaan dapat kita lihat pada media kita. Media kita terkadang membesarkan masalah kecil untuk menutupi masalah besar atau menyeleksi berita mana yang dapat dikeluarkan. Oleh karena itu, kita tak dapat percaya begitu saja kepada media masa.

HOAX di pihak lain, adalah pemalsuan sumber rujukan ataupun berita yang disampaikan. Biasanya, HOAX diberikan untuk membenarkan suatu kepercayaan, yang bila tidak menggunakan HOAX, sangatlah lemah. HOAX biasanya bergantung pada kepatuhan (atau kebodohan) orang yang ingin percaya akan HOAX itu. HOAX dapat menimbulkan keuntungan bagi penyebar berita. Beberapa rumor, lelucon atau legenda rakyat juga dapat dikategorikan sebagai HOAX. (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Hoax)

-------------------------------------------------------

Salah satu HOAX terkenal adalah "Pendapat Pakar Non-Muslim tentang Alkitab." Mari kita bahas satu per satu.

1. Dr. Mr. D. N. Mulder dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama”, tahun 1963, pagina 12 dan 13, berkata sebagai berikut: “Buku ini dikarang pada waktu-waktu tertentu, dan pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada Iagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin.”

Ada yang pernah melihat bukunya? Ada yang pernah membacanya? Apakah kesimpulan yang dihasilkan oleh pengarang adalah Alkitab dipelihara atau tidak? Salah salin mungkin saja terjadi, tetapi takkan menyebar secara luas. Ini adalah salah satu tipe klasik dari pengutipan secara potongan.

2. Drs. M. E. Duyverman dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru”, tahun 1966, pagina 24 dan 25, berkata sebagai berikut: “Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira pada abad keempat, di Antiochia diadakan penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar diantara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam Gereja.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun