Senin, 28 November 2022
Beberapa tahun terakhir, aku tidak terlalu muluk-muluk dan sedikit abai dengan ulang tahunku. Ulang tahun biasa saja tanpa ada yang memperdulikan, begitulah hari ulang tahunku berlalu.
Ucapan Happy Birthday atau Barokallah fi Umrik hanyalah sekadar formalitas yang diucapkan teman-temanku. Keluargaku juga tidak terlalu peduli untuk sekedar surprise atau kado, hanya doa yang mereka ucapkan untukku, selalu.
Pada hari Selasa, 22 November 2022 Â adalah hari ulang tahunku. Hari ulang tahun yang sangat biasa. Pada hari itu, hanya seorang sahabat terdekatku yang mengingat hari ulang tahunku dan mengucapkan selamat serta medoakanku. Aku menghargai ucapan selamatnya, dan kuunggah ke Story Whatsapp selama beberapa saat.Â
Kemudian dua orang sahabatku yang lain juga mengucapkan selamat setelah melihat unggahanku. Aku berterima kasih kepada mereka.
Aku merasa unggahanku itu terlalu menarik perhatian, akhirnya kuhapus hingga tak seorang pun menyadari bahwa aku berulang tahun hari itu.
Aku adalah tipe orang yang suka bercerita apapun yang kulakukan kepada teman-temanku secara random. Hingga pada malam harinya, aku menceritakan perihal ulang tahunku kepada seorang sahabatku yang lain. Sayangnya dia tidak tahu kapan aku ulang tahun. Lantas dia bertanya, "Memangnya kapan kamu ulang tahun? Nanti kalau kamu ulang tahun, ku bacakan puisi." Tentu saja aku tertawa mendengarnya.Â
Dia adalah anak yang pandai sastra. Tetapi karena aku tertawa, dia jadi penasaran dan memaksaku untuk menjawab pertanyaannya. Akhirnya kuberi tahu hari ulang tahunku yang tepat pada hari itu juga.
Ia sahabat yang baik. Ia sontak meminta maaf kepadaku karena bertanya kapan ulang tahunku tepat pada hari ulang tahunku sendiri, ia merasa konyol. Tapi sejujurnya aku tidak masalah dengan semua itu, bahkan aku tidak terlalu apakah ulang tahunku seindah atau seburuk itu.
Ia bertanya, "Kamu mau kado apa?"
"Katanya mau dibuatkan puisi," jawabku. "Akrostik, ya," lanjutku.