Mohon tunggu...
I Made Anugrah Gunung Merta
I Made Anugrah Gunung Merta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/mahasiswa

Melukis dan Badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Harmonis dari Perspektif Generasi Millennial Indonesia

5 November 2022   18:17 Diperbarui: 5 November 2022   18:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan cara berperilaku yang baik dan sopan maka peranan fungsi sosialnya pun akan berjalan dan akan saling berkaitan. 

Fungsi sosial milenial sangat erat hubungannya dengan perilaku dan lingkungan dari suatu generasi tersebut , serta dimana seluruh generasi milenial merupakan sebagai sebuah sistem sosial maupun jaringan sosial untuk bisa memenuhi suatu kebutuhan dasar, peran sosial, dan  tekanan(shock and stess). 

Kita sebagai penerus bangsa harus pandai dalam menjaga dan menyaring suatu informasi apa saja yang pantas kita simpan dan bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari,

Belakangan ini, generasi milenial sering menjadi suatu topik yang hangat dibahas maupun di bicarakan di kalangan masyarakat. Tidak hanya dari segi pendidikan dan teknologi, tetapi juga perilaku milenial yang berbeda dengan generasi sebelumnya. 

Milenial atau sering disebut-sebut sebagai generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah adanya generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an. Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center mengatakan generasi milenial menyimpan potensi yang cukup besar dalam bidang bisnis.

Perilaku pertama, generasi milenial di Indonesia sangat kecanduan dalam menyikapi yang namanya internet. Dalam sehari rata-rata generasi milenial bisa atau mampu menggunakan internet dengan durasi yang cukup lama yaitu sekitar tujuh jam dengan rentang usia yang tertentu. 

Kedua, loyalitas generasi milenial tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi milenial dengan mudah akan berpaling. Ketiga, mayoritas milenial lebih memilih melakukan transaksi non-tunai dengan porsi 59 persen. 

Pilihan inilah yang membuat milenial dikatakan memiliki dompet ‘tipis’ namun bukan berarti mereka tidak mempunyai uang. Perilaku yang keempat, yakni generasimilenial bisa bekerja dengan lebih cepat, singkat, dan cerdas landaran juga didukung oleh keberadaan suatu teknologi. 

Perkembangan teknologi juga bisa mendorong milenial untuk memiliki kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat milenial menjadi terbiasa dalam melakukan dua hingga tiga pekerjaan sekaligus. Selanjutnya generasi milenial juga memiliki perilaku senang berwisata, 1 dari 3 milenial di Indonesia biasanya liburan minimal 1 kali dalam kurun waktu setahun. 

Disisi lain, milenial terhitung gemar berbagi, peduli dan responsif terhadap masalah sosial. Generasi milenial menganggap untuk tidak mementingkan suatu kepemilikan barang, tetapi asalkan masih bisa untuk mengakses hal yang diperlukan dan dibutuhkan.

Sebagai contoh, seperti dalam perkembangan transportasi daring menunjukkan generasi milenial merasa tidak memerlukan untuk membeli kendaraan. Dengan munculnya sebuah teknologi (gadget dan internet), perubahan geografis dan perubahan daya beli secara perlahan tapi pasti akan mengubah suatu perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun