Kejadian jatuh merupakan masalah yang sering terjadi dan dapat mengakibatkan disabilitas khususnya pada lansia. Menurut UU No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia atau lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Diperkirakan satu dari tiga lansia mengalami kejadian jatuh setiap tahunnya. Tingginya insiden jatuh pada lansia memerlukan penanganan dan pencegahan yang tepat sehingga dapat mengurangi angka kesakitan lansia akibat terjatuh.
Kejadian jatuh pada lansia dapat menyebabkan:
- Luka
- Cedera Otak
- Patah Tulang
Langkah Penanganan Lansia Jatuh:
- Tetap tenang dan jangan panik.
- Panggil bantuan orang terdekat.
- Amankan lansia dari benda-benda berbahaya (gunting, pisau, pecahan kaca, dan lain-lain).
- Cek respons lansia dengan menanyakan nama dan kejadian,
- Jika respons baik (menjawab dengan baik), tanyakan "apakah ada bagian tubuh yang sakit?"
- Jika kebingungan atau merespon sebagian, pastikan tidak ada nyeri pada leher, posisikan lansia dengan aman, dan stop bertanya karena kemungkinan terdapat cedera otak.
- Jika lansia tidak merespon, periksalah apakah masih terdapat pergerakan dada dan apakah masih terdapat denyut nadi (tempelkan 2 jari pada bagian samping daerah yang menonjol pada leher dan rasakan denyut nadi). Jika nadi tidak teraba, lakukan "hands only CPR" dengan cara meletakkan telapak tangan di tengah dada dan lakukan pompa jantung sekitar 100 -- 120x/menit.
- Minta tolong kepada orang terdekat untuk mencari bantuan medis atau memanggil ambulans.
- Bila terdapat luka ringan dan bengkak, rawat luka dengan betadin dan angkat sedikit bagian yang bengkak serta kompres dengan es (es tidak boleh langsung menyentuh kulit sehingga bungkus es dengan kain atau tisu) sekitar 10 menit.
- Bila terdapat luka dengan perdarahan lakukan bebat tekan dengan kain bersih.
- Bila lansia mengeluh sakit pada bagian tubuh tertentu dan terlihat deformitas (curiga patah tulang), lakukan imobilisasi (pembatasan gerak) bagian tersebut untuk mengurangi cedera.
- Ketika tim medis atau ambulans tiba, jelaskanlah kondisi lansia saat jatuh dan riwayat penyakit yang dimiliki.
Selain penanganan saat terjatuh, perlu dilakukan pencegahan untuk mengurangi risiko akibat terjatuh.
Pencegahan Kejadian Jatuh pada Lansia:
- Mencari faktor risiko jatuh yang dimiliki lansia, seperti: penglihatan buram, kelemahan anggota gerak tubuh bagian bawah, tidak aktif atau imobilitas, berbagai kondisi medis yang menyebabkan pusing berputar, masalah keseimbangan. Setelah didapatkan faktor risiko, tanyakanlah kepada ahli medis untuk membantu mengatasinya.
- Aturlah peralatan rumah yang aman bagi lansia, seperti: posisikan sakelar lampu dekat dengan tempat tidur, pasang pegangan di kamar mandi, tempatkan kursi di kamar mandi, pinggirkan barang-barang yang menghalangi jalan lansia, dekatkan barang keperluan lansia sehingga mudah dijangkau.
- Hindari alas kaki yang mudah selip.
- Menggunakan pakaian dalam posisi duduk.
- Gunakan alat bantu jalan yang tepat.
- Lakukan olahraga yang sesuai dengan kondisi lansia.
- Berikan vitamin D dengan dosis 800 IU ditambah dengan 1200 mg Kalsium setiap hari.
- Lakukan latihan keseimbangan sekitar 3 kali seminggu.
Penanganan yang tepat dan pencegahan dini kejadian jatuh pada lansia dapat mengurangi angka morbiditas lansia akibat jatuh yang meningkat setiap tahunnya. Angka morbiditas yang menurun diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Peningkatan kualitas hidup akan memberikan kesejahteraan hidup yang lebih baik bagi lansia sehingga dapat menjalani hari-hari dengan aman dan nyaman.
Referensi:
Appeadu, M.K. & Bordoni, B. (2023). Falls Prevention in Older Adults. Dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560761/
CDC. (2023). Fact Sheet Older Adult Falls. U.S. Department of Health & Human Services.
Fan, K.L & Leung, L.P. (2016). Elderly First Aid Handbook. Hongkong: HKU Emergency Medicine.