Berdasarkan penelitian (Duffy, 1997), isi perut dari hiu goblin menunjukkan bahwa hiu goblin mencari makan di zona mesopelagic. Makanannya termasuk ikan teleost, cumi-cumi (Teuthowenia pellucida), dan udang-udang bioluminesensi (ostracod) yang semuanya terdapat di zona mesopelagic. Moncong berfungsi sebagai detektor mangsa di depan.Â
Ada kemungkinan hiu goblin bergerak lambat di zona mesopelagic untuk menangkap mangsa dengan ekstrusi rahang yang dapat terbuka 111 dan menangkap mangsa dengan cepat (slingshot feeding) dan buccal suction.Â
Tersumbatnya gigi atas dan bawah saat rahang menonjol akan mencegah mangsa kecil keluar, dan dengan buccal suction berarti hiu goblin mampu menelan mangsa yang relatif besar (Yanagisawa, 1991). Fitur morfologi tersebut dianggap sebagai adaptasi terhadap ketersediaan mangsa yang rendah (Marshall 1979).Â
Reproduksi
Berdasarkan penelitian (Caltabellotta dkk, 2020) hiu goblin memiliki pertumbuhan lambat, perlu waktu lama untuk dewasa secara seksual, berumur panjang, dan kematian yang rendah. Organ epigonal diamati, pada jantan memiliki berat 2,0---160,2 g dan pada betina dengan berat 2,7---147,5 g, terus meningkat seiring pertumbuhan.Â
clasper (struktur anatomi jantan) lunak dan tidak terkalsifikasi, berukuran 35---100 mm dan meningkat seiring pertumbuhan. Uterus sempit dengan lebar 1---10 mm (Yano dkk, 2007). Kemungkinan besar reproduksi secara ovovivipar, seperti pada lamnoids lainnya. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui detail seperti masa gestasi, jumlah anak yang dilahirkan, dan tempat melahirkan.Â
Konservasi
Status IUCN Mitsukurina owstoni termasuk dalam least concern (LC). Hiu goblin dapat tertangkap melalui jaring yang digunakan nelayan untuk perairan dalam. Mayoritas penangkapan yang dilaporkan merupakan ikan muda. Beberapa kemungkinan lain adalah bencana alam seperti gempa skala besar yang membuat ketidakstabilan ekosistem dan memengaruhi kehidupan hiu goblin (Finucci & Duffy, 2018).
Kehidupan laut dalam tentu masih menyimpan berjuta misteri untuk manusia. Keragaman organisme (hewan, tumbuhan, mikroorganisme) laut dalam perlu dieksplorasi dan diidentifikasi untuk mendapatkan data yang valid. Aktivitas manusia perlu dikaji agar bersifat berkelanjutan sehingga tidak merusak ekosistem alam dan dapat menjaga kestabilan alam.
Daftar Acuan