Mohon tunggu...
I Made Riski Andana
I Made Riski Andana Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA UNDIKSHA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Persepsi Masyarakat Hindu tentang Upacara Ngaben yang Dikatakan Boros

4 Juli 2022   08:08 Diperbarui: 4 Juli 2022   08:10 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama Hindu merupakan salah satu agama yang palik banyak pemeluknya berada di daerah Bali. Selain memiliki keindahan alam yang begitu indah, bali juga memiliki banyak tradisi dan upacara adat yang masih sangat kental. 

Salah satu tradisi yang dimiliki oleh umat hindu yang sudah dijalannya dari sejak dulu adalah upacara Ngaben. Ngaben merupakan suatu upacara yadnya yang dalam kaitannya dengan pembakaran mayat pada umat Hindu di Bali yang biasa disebut Pitra Yadnya. 

Upacara ngaben adalah salah satu bentuk ritual yang pelaksanaannya ditujukan untuk mengembalikan roh leluhur atau orang yang sudah meninggal ke tempat asalnya. Nama upacara ngaben dalam bahasa Bali memiliki arti halus yang biasanya sering disebut dengan Palebon. 

Palebon memiliki asal kata lebu yang memiliki arti tanah atau pertiwi. Palebon memiliki makna menyatu dengan pertiwi atau dengan Sang Hyang Ibu Pertiwi. Untuk supaya bisa bersatu dengan tanah biasanya melalui dua cara yang terdapat dalam upacara ngaben yaitu dengan cara membakar mayat (melalui ucara ngaben) dan menanam mayat ke dalam tanah langsung ke kuburan (metanem).

Dalam upacara ngaben memiliki tiga tingkatan upacara yang terdiri dari tingkatan upacara Nista (kecil), Madya (sedang) dan Utama (besar). Jika kita hubungkan dengan tiga tingkatan upacara ngaben ini, banyak orang yang masih memiliki persepsi bahwa upacara ngaben dikatakan sebagai suatu upacara yang boros, hal ini biasanya terjadi karena pandangan seseorang yang masih belum bisa untuk memahami hakikat yang terdapat dalam upacara ngaben ini.

Terkait akan hal ini, dalam proses pelaksanaan upacara ngaben khususnya untuk agama Hindu sebenarnya sudah diberikan batas kemampuan untuk menjalankannya. Jika misalnya seorang keluarga memiliki keadaan yang kurang mampu, maka dapat mengambil salah satu tingkatan upacara ngaben ini. Sebenarnya pelaksanaan ngaben bisa disesuaikan dengan tingkatan dari yang kecil, sedang dan besar sesuai dengan kemampuan setiap keluarga.

Dalam pelaksanaan upacara ngaben ini memang memerlukan banyak biaya dalam proses awal sampai akhir upacara. Hal ini dikarenakan banten dan perlengkapan yang akan digunakan saat upacara ini bigitu banyak dan memerlukan biaya yang tidak dapat dikatakan sedikit. Sehingga hal ini yang menyebabkan banyak orang yang memiliki persepsi bahwa Ngaben dikatakan upacara yang boros

TUJUAN PELAKSANAKAN UPACARA NGABEN

Sebelum masuk ke penyelesainnya, kita mengenali terlebih dahulu tujuan dari diadakannya upacara ngaben ini adalah untuk memperkuat penyatuan terhadap Ragha Sarira atau tubuh manusia agar bisa kembali ke asalnya berdasarkan unsur Panca Maha Butha yaitu lima unsur dasar yang menyusun kehidupan manusia di alam semesta ini dan sebagai atma dikatakan bisa secara cepat untuk menuju alam Pitara. 

Ngaben mempunyai landasan filosofis yang secara umum disebut dengan Panca Sradha yaitu lima kerangka dasar yang dimiliki oleh umat Agama Hindu yang terdiri dari Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara dan Moksa. Sedangkan secara khusus upacara Ngaben ini dilaksanakan sebagai wujud cinta kasih serta bentuk penghormatan kepada para leluhur. 

Upacara ngaben juga biasanya dikatakan sebagai suatu proses dimana pengembalian unsur Panca Maha Butha kepada Sang pencipta alam semesta yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Upacara Ngaben juga memiliki suatu istilah lain yang disebut sebagai Upacara Pitra Yadnya yang termuat dalam lontar yama purwana tattwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun