Mohon tunggu...
I Made Riski Andana
I Made Riski Andana Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA UNDIKSHA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehidupan Panti Asuhan Anak Domba Bali dan Perasaan yang Timbul Setelah Mengunjungi Panti Asuhan

30 Mei 2022   15:44 Diperbarui: 30 Mei 2022   15:45 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi

            Nah setelah saya mengunjungi panti asuhan ini saya merasa lebih sayang kepada kedua orang tua saya. Hal ini dikarenakan pada saat mengunjungi panti asuhan Anak Domba Bali ini, saya melihat masih banyak anak-anak disana yang tidak memiliki orang tua yang lengkap dan bahkan tidak memiliki orang tua sama sekali. Hal ini membuat saya jadi lebih paham bahwa orang tua yang saya miliki sangat berharga dalam setiap langkah kehidupan pribadi saya

Selain itu setelah saya mengunjungi panti asuhan ini saya lebih mengerti tentang bagaimana mereka menjalani sebuah kehidupan tanpa adanya kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Mengingat kembali bagi anak-anak panti asuhan yang yatim piatu sejak masih kecil, sangat jelas mereka tidak pernah bisa mengetahui bagaimana rasa rindu kepada orang tuanya.

Dari sinilah saya sadar akan betapa berharganya waktu bersama keluarga yang juga merupakan sebuah momen emas yang tidak pantas saya lewatkan begitu saja. Hal ini Karena di panti asuhan ini, saya melihat anak-anak panti yang masih lugu dan polos yang mungkin di hati kecilnya pasti tersimpan keinginan untuk berkumpul bersama keluarga mereka.

Mereka yang tidak pernah sama sekali berkumpul dengan keluarga pasti akan sangat rindu untuk bisa berkumpul dan bercanda ria dengan keluarga mereka. Tapi apa daya semua hal itu tidak bisa untuk mereka rasakan. Saya sebagai seseorang yang masih dapat dikatakan beruntung memiliki waktu untuk berkumpul dengan semua keluarga, saya selalu manfaatkan waktu luang ini dengan sebaik-baiknya karena tidak selamanya saya akan selalu bisa untuk berbagi canda tawa dengan keluarga.

Pada saat saya mengunjungi panti asuhan ini, saya dapat belajar dari anak-anak tersebut bahwa berbagi itu indah. Setelah saya pulang dari kunjungan panti asuhan ini, saya merasa bisa menjadi seseorang yang mudah untuk berbagi kepada sesama. Anak-anak panti asuhan ini juga mengajarkan saya supaya tidak egois dan mementingkan diri sendiri. Ada disaat waktu saya untuk bisa berbagi dan ada juga diwaktu saya untuk bisa mengalah untuk menciptakan suasana yang harmoni

Saya menjadi lebih sadar bahwa seseorang yang selalu berkecukupan tidak akan selalu membuat hidup lebih bahagia. Justru saya lebih setuju dengan berbagi kepada sesama dan kepada mereka yang jauh lebih membutuhkan akan membuat saya lebih bangga dan selalu bisa bersyukur.

Saya juga merasa lebih menghargai apa yang saya miliki saat ini. Seperti orang tua yang menyayangi saya dengan tulus, keluarga yang harmonis, teman-teman yang baik, sampai harta benda yang saya miliki saya rasa cukup untuk hidup. Ya pada intinya saya belajar selalu bersyukur kepada Tuhan dari apa yang telah beliau limpahkan kepada saya. Dengan bersyukur, saya merasakan bahwa kebahagiaan bisa tumbuh dari dalam diri. Hal ini  akan sangat berdampak dengan kegiatan sehari-hari saya. Seperti saya merasa menjadi lebih berpikir positif, menghargai waktu, dan juga berterimakasih kepada diri sendiri karena telah mampu melewati rintangan dan beban hidup hingga sekarang ini.

Pesan dari saya, bagi kalian yang sekarang masih memiliki orang tua yang lengkap atau mungkin hanya ada salah satu, sayangilah mereka dengan selalu menghormati dan mematuhi segala nasihatnya. Karena jiga mereka sudah tidak ada maka kehidupan yang kita jalankan akan terasa mati dan hampa. Kita juga merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri jadi sayangi kedua orang tuamu selagi mereka ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun