Lima Hal  Membangun Rumah Tangga Bahagia
Pada umumnya semua orang yang sudah dan akan mengarungi hidup berumah tangga, mengharapkan hidup dalam kebahagiaan dan  berkecukupan baik materi ataupun yang lainnya. Namun untuk mendapatkan hal tersebut kadang tidak semudah apa yang kita impikan, tidak sesuai dengan kenyataan.
Meskipun begitu para pasutri janganlah berkecil hati dan selalu merasa kecewa. Sehingga kekecewaan itu menjadikan sebab bahtera rumah tangga kita menjadi  goyang jalannya. Tetaplah hidup bersatu sesuai janji-janji yang Anda sepakati di waktu masih bertunangan.
Sebagai pedoman hidup berumah tangga, marilah kita simak lima hal di bawah ini, yang kiranya patut  dicermati bersama dalam menjalani hidup berumah tangga:
1. Saling Mencintai
Hidup sebagai pasutri yang bahagia memang sungguh menjadi harapan dan dambaan semua orang. Namun untuk mendapatkannya tidaklah semudah apa yang kita harapkan, terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini memerlukan kesiapan mental, disamping tak kurang pentingnya adalah kesiapan materi yang kita miliki.
Tetapi kedua hal itu pun belumlah terasa cukup, untuk membina keluarga yang sukinah. Â Yang terpenting pasutri hendaknya mampu menumbuhkan serta memelihara rasa mencintai sesama pasangannya masing-masing.
Hal itu dapat terwujud  bilamana Anda mau  menyadari  kekurangan maupun kelebihan  masing-masing. Baik sebagai suami maupun sebagai istri. Bagaimanakah usaha untuk  menumbuhkan rasa cinta itu terhadap pasangan hidup kita? Sekiranya semua tahu bahwa sebagai manusia sudah barang tentu jauh dari kesempurnaan.
Masalah rumah tangga memang dirasakan cukup kompleks. Pemenuhan kebutuhan pokok  sandang, pangan dan papan, serta kebutuhan ekonomi  lainnya yang tak terduga. Hal ini tentu banyak menyita waktu Anda untuk berbagi  mencurahkan rasa cinta terhadap pasangan.
Oleh karena demikian, kita perlu waktu  ekstra untuk hal yang satu ini. Pasutri diharapkan mau saling mengisi kekurangannya. Saling menghargai, serta memaafkan kesalahan masing-masing, bila terjadi hal-hal yang mengarah kepada pertengkaran keluarga.
Tumbuhkanlah pengertian yang positif. Apakah kemauan suami atau istri Anda. Kemudian bagaimanakah langkah kita untuk menjalaninya. Hal ini tergantung usaha kita masing-masing. Maka tidak ada suatu teori yang jitu dirasakan oleh kita semua. Hal ini kembali kepada karakter diri masing-masing.