Mohon tunggu...
I GEDE ARIASA PELODU
I GEDE ARIASA PELODU Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PROGRAM D3 STATISTIKA POLITEKNIK STATISTIKA STIS

Mendeskripsikan sesuatu bukan berdasarkan hati namun berdasarkan data

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Termiskin Ketiga, NTT Mulai Fokus Kembangkan Sektor Pariwisata

3 Desember 2023   02:00 Diperbarui: 3 Desember 2023   05:16 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Theresia Maria Florensia pada Multidimensional Poverty Forum 2023 (Sumber: YouTube The PRAKARSA)

Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikenal memiliki salah satu keajaiban dunia yakni Pulau Komodo tergolong dalam salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per maret tahun 2023 persentase penduduk miskin di NTT adalah sebesar 19,96%, artinya terdapat 1,141 juta warga miskin di NTT per maret 2023. Angka tersebut menempatkan Provinsi NTT menempati urutan ketiga sebagai provinsi dengan persentase kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Theresia Maria Florensia, Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappelitbangda Nusa Tenggara Timur, lewat paparan-nya pada Multidimensional Poverty Forum 2023 menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan provinsi NTT belum bisa lepas dari persentase kemiskinan yang tinggi. Pertama adalah faktor geografis NTT yang memiliki musim kemarau dan kekeringan yang panjang, curah hujan yang rendah, serta kondisi topografi yang berbukit dan bergunung sehingga mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Selain itu, Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total yang tinggi di NTT juga berpotensi menimbulkan berbagai masalah kemiskinan.

Menanggapi kondisi kemiskinan tersebut, Theresia menyebutkan beberapa program prioritas dalam upaya pengentasan kemiskinan di NTT, salah satu dan yang paling pertama adalah menjadikan sektor pariwisata sebagai Prime Mover Pembangunan Ekonomi atau penggerak utama pembangunan ekonomi di NTT. Sektor pariwisata memiliki comparative advantage dan competitive advantage, artinya semua orang dapat terlibat sehingga dapat mencangkup lingkup ekonomi yang luas. Sektor pariwisata memiliki jangkauan rantai pasok (supply chain) yang panjang, semua orang dapat menjadi bagian dalam semua proses yang dilakukan. Sektor pariwisata dapat menjadi gerbong penarik untuk sektor-sektor lainnya, khususnya sektor produktif seperti konservasi dan kreatifitas atau melibatkan alam, seni, dan budaya.

Untuk mendukung program prioritas di sektor pariwisata tersebut, pemerintah Provinsi NTT mulai dengan membangun tujuh lokasi pariwisata estate, yang tidak berlokasi di daerah kabupaten yang sudah maju dengan harapan dapat membuka pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di NTT. Tujuh lokasi pariwisata estate yang dimaksud yaitu:

1. Kabupaten Kupang: Pantai Liman, Desa Uitiuhtuan, Kecamatan Semau Selatan; Luas area bangunan 2 hektar

2. Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pegunungan Fatumnasi, Desa Fatumnasi, Kecamatan Mollo Utara; Luas area bangunan 1,5 hektar

3. Kabupaten Ende: Pegunungan Koanara, Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu; Luas area bangunan 2 hektar

4. Kabupaten Lembata: Pantai Lamalera, Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni; 22 rumah

5. Kabupaten Alor: Pantai Wolwal, Desa Wolwal, Kecamatan Abad; Luas area bangunan 1,5 hektar

6. Kabupaten Sumba Timur: Pantai Praimadita, Kecamatan Karera; Luas area bangunan 2 hektar

7. Kabupaten Rate Ndao: Pantai Mulut Seribu, Desa Dalama, Kecamatan Landuleko; Luas area bangunan 1 hektar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun