Mohon tunggu...
I KOMANG WISNU BUDI WIJAYA
I KOMANG WISNU BUDI WIJAYA Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

saya suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekolah Berwawasan Pancasila

26 November 2024   19:35 Diperbarui: 26 November 2024   19:36 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai sebuah dasar negara, eksistensi Pancasila dan nilai-nilanya perlu didukung oleh seluruh warga Indonesia. Oleh karena itu penting ditanamkan jiwa Pancasila kepada segenap bangsa Indonesia. Apalagi saat ini eksistensi Pancasila mulai mengalami gangguan dari paham radikalisme, isu negatif tentang SARA dan hal negatif lainnya. Oleh karena itu, eksistensi Pancasila perlu dipertahankan melalui proses pendidikan karena sejatinya pendidikan adalah proses pelestarian dan pewarisan nilai dan budaya.

            Pemerintah melalui otoritas pendidikan yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memunculkan konsep profil pelajar Pancasila sebagai output dari lulusan Kurikulum Merdeka. Profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu akhlak mulia, kebhinekaan global, nalar kritis, mandiri, gotong royong dan kreatif. Karakter profil pelajar Pancasila dapat dikembangkan di semua komponen Tri Pusat Pendidikan termasuk sekolah.

            Penulis menawarkan sebuah konsep penguatan karakter profil pelajar Pancasila di lingkungan sekolah adalah membentuk sekolah yang berwawasan Pancasila. Sekolah yang berwawasan Pancasila adalah sekolah dimana seluruh warga sekolahnya memiliki karakter Pancasila dan program yang dikembangkan di sekolah baik di dalam dan luar kelas berkaitan dengan sila Pancasila.

            Salah satu program yang direkomendasikan untuk penguatan sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sekolah membudayakan ibadah bagi seluruh warga sekolahnya yang disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Misalnya melakukan doa sebelum dan sesudah memulai kegiatan. Selain itu sekolah hendaknya memberikan fasilitas kepada seluruh umat yang ada di sekolah berupa ruang dan waktu untuk melaksanakan ibadahnya.

            Kedua berkaitan dengan sila Kemanusiaan Yang Adi dan Beradab. Pihak sekolah dapat memprogramkan sekolah yang setara gender dimana seluruh warga sekolah baik laki-laki maupun perempuan mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi demi kemajuan sekolah misalnya siswa perempuan diberikan kesempatan menjadi ketua kelas, ketua OSIS dan pimpinan lainnya. Selain itu sekolah juga menerapkan pendidikan inklusif. Dengan pendidikan inklusif seluruh siswa yang berkebutuhan khusus maupun tidak berkebutuhan khusus mendapat penerimaan dan penghargaan yang sama oleh pihak sekolah.

            Ketiga adalah sila Persatuan Indonesia. Hal ini dapat dilakukan pihak sekolah dengan mengembangkan berbagai program untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap NKRI. Misalnya perayaan hari besar nasional dalam bentuk kegiatan upacara dan kegiatan lainnya sehingga siswa tumbuh rasa nasionalisme untuk bangga dan mencintai Indonesia.

            Keempat adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak sekolah dalam bentuk membudayakan musyawarah baik itu untuk pemilihan pengurus atau pembuatan program. Dalam lingkungan kelas, guru bisa mengajak siswa membuat kesepakatan kelas terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama di kelas. Hal ini sekaligus menuntun siswa untuk tumbuh menjadi masyarakat yang demokratis.

            Kelima, adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan sekolah dengan membudayakan gotong royong untuk mencapai visi dan misi sekolah, mensukseskan program sekolah dan juga menjaga lingkungan sekolah. Selain itu sekolah juga dapat melakukan pameran hasil karya proyek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai bentuk sikap menghargai karya siswa.

            Selain itu dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru perlu mengembangkan nalar kritis dan kreativitas siswa. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran berpusat siswa. Dengan demikian siswa akan mendapat ruang dan waktu yang luas untuk berpikir dalam memecahkan masalah dan mengembangkan kreativitas siswa. Kita berharap dengan adanya sekolah berwawasan Pancasila dapat menumbuhkan karakter pelajar Pancasila sehingga nanti akan menjadi warga negara yang setia dan mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penulis adalah mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun