Apa itu Komunikasi? Apa itu Budaya? Lalu apa itu komunikasi Antarbudaya? Apakah ada kaitannya dengan Globalisasi yang terjadi saat ini? Mengapa belajar komunikasi antarbudaya itu penting?
Manusia sebagai mahluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain. Di dalam berinteraksi tentu kita akan melakukan komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampain pesan (message) dari komunikator (source) kepada komunikan (receiver) dengan menggunakan media ( channel ) tertentu. Selain itu komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah proses berbagi dan memahami makna di antara  orang atau lebih, begitulah yang diungkapkan oleh Judy C. Person dan Paul E. Nelson di dalam buku Mulyana (2017). Komunikasi dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol yang diberi makna. Komunikasi dikatakan berhasil dan sukses jika terjadi pemahaman makna yang sama diantara 2 orang atau lebih. Pemahaman seseorang terhadap simbol-simbol yang diberi makna tersebut akan dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki oleh seseorang.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddi (Budi atau akal) yang dartikaan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Kemudian menurut Koentjaraningrat (2015) kebudayan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh manusia bisa kita sebut dengan kebudayaan. Â
Setelah mengetahui pengertian dari komunikasi dan kebudaayan, lalu apa itu komunikasi antarbudaya? Menurut Tubbs dan Moss (2000) Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik ras, etnik, bahasa, dan lain-lain). Lalu Carley H.D. (1982) menjelaskan bahwa komunikasi antar budaya adalah pengiriman dan penerimaan pesan dalam konteks perbedaan kebudayaan yang menghasilkan efek-efek yang berbeda. Mulyana (2019) mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji tentang bagaimana budaya mempengaruhi aktivitas komunikasi. Â
Perbedaan budaya dari setiap individu akan mempengaruhi persepsi individu terhadap pesan yang diterima. Hal tersebut bisa menyebabkan konflik dan masalah apabila terjadi kesalahpahaman persepsi diantara dua budaya yang berbeda. Tentu ini menjadi tantangan terhadap diri kita untuk mempelajari dan lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan budaya lain. Apalagi sekarang terjadi suatu peristiwa yang disebut globalisasi, dimana seluruh dunia bisa saling terhubung dengan mudah.
Globalisasi merupakan suatu proses mendunia, dimana batas-batas antarnegara menjadi tidak terlihat. Kita menjadi lebih mudah berinteraksi dengan orang-orang dengan budaya yang sangat berbeda di seluruh dunia. Menurut Samovar (2015) Globalisasi telah meningkatkan hubungan antar budaya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konflik saat berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki budaya yang berbeda, maka kita harus mau untuk mempelajari budaya orang lain.
Contohnya senyuman kepada orang lain yang secara umum kita maknai sebagai perasaan senang, bahagia, ramah, dan merasa nyaman. Tetapi jika anda berada di Rusia jangan sesekali anda memberi senyuman kepada orang yang belum anda kenal atau yang anda temui di jalan. Karena orang Rusia mengartikannya sebagai suatu ketertarikan seksual, dan itu termasuk ke dalam pelecehan seksual. Tetapi hal tersebut hanya berlaku untuk orang yang belum dikenal, Â sedangkan untuk orang yang sudah dikenal dekat (keluara dan teman) mereka tidak akan menganggap senyuman tersebut sebagai pelecehan seksual. Kemudian di Indonesia, para orang tua mengajarkan anaknya untuk selalu menghabiskan makanan dan usahakan agar tidak ada yang tersisa. Tetapi jika anda berada di China, anda tidak boleh menyapu bersih makanan yang disediakan oleh tuan rumah di China. Karena hal tersebut mengartikan bahwa tuan rumah tidak mampu memberikan makanan yang cukup bagi tamunya, sehingga tuan rumah merasa tidak enak.
Contoh lainnya berkaitan dengan minuman beralkohol. Contoh ini saya dapatkan dari video penjelasan dari Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISP Universitas Atma Jaya Yogyakarta yaitu Bapak Nobertus Ribut S, SS, MA yang menceritakan pengalamannya saat berada di Filipina. Bapak Nobertus mengatakan jika ada yang mengundang teman-temannya untuk makan malam, mereka pasti menyiapkan minuman beralkohol. Karena di Filipina minuman beralkohol merupakan minuman yang legal dan bebas dijual. Sedangkan di Indonesia minuman beralkohol tidak semuanya bebas dijual dan menurut pengalaman dari penulis menyediakan minuman beralkohol saat makan malam merupakan hal yang tidak baik.
Contoh-contoh tersebut merupakan bukti bahwa perbedaan budaya dapat mempengaruhi komunikasi. Jika persamaan makna diantara dua orang dengan budaya yang berbeda tidak tercapai, hal tersebut dapat menimbulkan konflik dan kesalahpahaman diantara dua orang tersebut. Karena itulah sangat penting bagi kita untuk mempelajari komunikasi antarbudaya.
DAFTAR PUSTAKA
Halik, A. (2015). Peran Media Massa Dalam Komunikasi Antarbudaya. Jurnal Al-Khitabah, 36(3), 83-92.