Pada 10 Mei 2024 ini, Bangli merayakan hari jadinya yang ke 820. Bangli memiliki umur yang cukup tua dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Bali, sebab kelahirannya berdasarkan Prasasti Kahen yang berangka tahun 1204 Masehi. Karena itu, kelahiran kota ini berdasarkan sejarah, bukan mitologi atau babad. Umur kota ini menunjukkan bahwa Bangli telah ada pada 800 tahun lalu. Bahkan mungkin jauh sebelum itu, sebab prasasti tidak menyatakan memberikan nama Bangli, tetapi hanya menyebut nama Bangli yang kemungkinan sudah ada jauh sebelum prasasti tersebut ditulis. Karena itu, bukan tidak mungkin wilayah ini telah berumur seribu tahun lebih.
Seribu tahun yang lalu, adalah masa kejayaan hubungan Nusantara dengan India dari sekitar abad 6 -- 12 Masehi. Hubungan Nusantara-India ini berdasarkan bukti sejarah berlangsung sejak awal masehi. Hal itu terbukti dengan ditemukannya gerabah yang identik di Sembiran-Bali dengan Kemanakedu, Odisha-India (Ardika, 1989). Temuan ini diperkuat dengan mitologi perjalanan Rsi Markendya dari India ke Bali. Perjalanan ini menjadi catatan sebab Rsi Markendya dan pengikutnya disebutkan sebagai komunitas pertama yang tinggal di Bali, sehingga beliau dipercaya meletakkan pancadatu (lima elemen utama) di Pura Besakih. Upacara majajiwan di Pura Besakih juga mendata orang-orang Keling sebagai catatan penduduk pertama, yang disebutkan manira sakeng keling (David J. Stuart-Fox, 2022).
Mitologi Ni Calon Arang juga menunjukkan bahwa putri dari Ni Calon Arang (Suastika, 2019) bernama Dyah Ratna Mangali (Bangali), yang berarti permata dari Bangali. Ni Calon Arang ini memiliki ipar yang bernama Mpu Bharadah (Bharadvaja) yang merujuk kepada keluarga Brahmana terkenal di India. Mpu Bharadah ini dalam mitologi Calon Arang yang membangun kota Kadiri. Kota Kadiri ternyata memiliki kesamaan nama dengan salah kota di India selatan yang juga bernama Kadiri (Wikipedea, 2024), yang bisa jadi merupakan asal-usul Mpu Bharadah, sebab Prasasti Pucangan bertahun 1037 Masehi menyebutkan leluhur Airlangga berasal dari India (Nusantara, 2022). Â Bukti sejarah dan mitologi-mitologi itu merujuk penguatan bukti-bukti sejarah hubungan antara Bali dengan India pada masa lalu.
Hubungan Bali dengan India ini yang membuat nama Bangli menjadi begitu dekat dengan Bangladesh (Bangli Desha). Bangladesh itu dulu merupakan satu kesatuan dengan India. Setelah menjadi negara, wilayah Bangala itu menjadi dua yaitu West Bangala dan East Bangala. West Bangala adalah bagian dari India dan East Bangala menjadi Negara Bangladesh. Nama Bangala merujuk pada tempat yang menjadi tempat orang-orang Bangali. Karena itu, kata Bangali dekat dengan kata Bangli, yang artinya orang-orang Bangala. Mitologi Calon Arang yang menunjukkan identitas Bangali mendekatkan hubungan ini.
Hubungan ini diperkuat dengan prasasti-prasasti Bali kuno di Bangli yang menyebutkan ada hubungan dagang produk kapas dari Kintamani ke India (Arta, 2019). Hubungan dagang ini bisa menimbulkan menetapnya orang-orang Bangala di wilayah Bali, sehingga wilayahnya disebut Bangli. Migrasi ini berhubungan dengan perdagangan dari Nusantara ke Teluk Bangla, kemudian menuju jalur sutra. Perdagangan ini tentu membawa berbagai produk. Produk unggulannya adalah rempah-rempat yang terkenal dari Nusantara. Produk-produk lainnya seperti kapas juga sangat penting bagi warga India yang suka menenun. Mereka memerlukan kapas-kapas terbaik untuk membuat kain-kain terbaik yang dipasarkan ke jalur sutra. Hubungan perdagangan ini diperkirakan menimbulkan migrasi dari India ke Nusantara karena terbatasnya penduduk Nusantara ketika itu, sehingga ada kemungkinan migran ini membuka sendiri kebun-kebun produk unggulan di Nusantara.
Migrasi ini menjadi beralasan ketika melihat sejarah putri Mpu Sendok yang bernama Isana Tungadewi menikah dengan Sri Lokapala yang disebutkan dari Bali pada abad ke-10 Masehi. Nama pala merujuk pada dinasti yang berkuasa di Wilayah Bangala pada tahun 750 -- 1161 Masehi (Majumdar, 1977; wikepedea, 2024). Persamaan nama pala ini merujuk kepada hubungan antara Bali dengan Dinasti Pala, Bangala pada abad ke 10 Masehi. Nama Isana merujuk nama sebuah arah yang dalam Sanskerta disebut Ersania, dan dalam Bahasa Pali menjadi Isana yang artinya timur laut. Nama Isana ini berkaitan dengan Dewa Shiwa sebagai pemegang Trisula yang disebut Sambu yang bertempat di Timur Laut (Rao, 1916).
Wilayah Bangala disebut sebagai timur laut (Isana) dari India selatan. Karena itu, nama Isana ini juga merujuk sebuah kawasan Bangala. Nama Tungadewi juga merujuk kepada nama sungai di Karnataka, India yaitu Sungai Tunga (Wikepeda, 2024). Tungadewi artinya dewanya Sungai Tunga, yang merujuk pada asal-usul penguasa Medangkamulan (Dharmawangsa) di Jawa. Asal-usul ini berhubungan dengan penguasa Kerajaan Chola yang menggunakan nama dinasti Tunga pada 1025 -- 1122 Masehi (Wikepedea, 2022). Sungai Tunga ini merupakan pusat kerajaan di India selatan. Karena itu, Isana Tungadewi merupakan gabungan dari Dinasti Tunga (Karnataka, India) dengan Bangala (Isana).
Data-data sejarah dan mitologi ini menunjukkan hubungan Bali dengan Bangala pada sekitar abad ke 9 -- 11 Masehi. Hubungan ini diperkirakan menimbulkan migrasi orang-orang Bangala ke Bali, untuk mengikuti pangeran mereka yang bernama Sri Lokapala. Migrasi ini berlangsung sejak Warmadewa menguasai Bali dari sekitar abad ke 9 Masehi. Warmadewa disebutkan berasal dari Kedah, Malaysia (Wikepedea, 2024). Migrasi Warmadewa diperkirakan membawa orang-orang India, sebab berkaitan dengan hubungan Srivijaya dengan Dinasti Pandya dan Chola di India. Â Migran ini yang kemudian membangun tempat-tempat yang bernama Bangli. Karena itu, Bangli memiliki hubungan dengan Bangladesh (Bangala) adalah sangat kuat berdasarkan bukti-bukti sejarah dan mitologi yang hidup pada masyarakat Bali.
Berdasarkan kepercayaan, orang-orang Bangli sangat dekat dengan pemujaan Durga. Kota Bangli memiliki empat Pura Dalem yang merupakan penggambaran dari Catur Durga, atau empat perwujudan Durga. Pemujaan terhadap Durga ini merupakan ciri utama dari orang-orang Bangala (wikipedea, 2024). Navaratri adalah perayaan terbesar pemujaan Durga di wilayah Bangala. Pemujaan Durga yang penting ini diperkirakan dibawa ke Bangli sebagai pemujaan terpenting di kota ini sampai sekarang. Nama Desa Bangli juga bertebaran di berbagai wilayah di India, yang juga merujuk kepada tempat-tempat tinggal orang-orang Bangala, yang salah satunya berlokasi di Maharastra, India (India.com, 2024). Karena itu, berdasarkan kajian sejarah, mitologi dan kepercayaan masyarakat Bangli dapat disimpulkan bahwa kelahiran Kota Bangli berhubungan dengan migrasi penduduk Bangala ke Nusantara pada masa-masa emas perdagangan rempah-rempah.
Daftar Pustaka
Ardika. (1989). Ekskavasi Arkeologi di Situs Sembiran dan Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Universitas Udayana.