Bondowoso. sebanyak 20 guru, yang tergabung dalam Peguyupan Guru Peduli Kesehatan Reproduksi (PGPKR) dan aktifis perempuan dan anak Murti Jasmin, melakukan shearing dan hiring kepada Bupati Bondowoso terkait minimnya pemahaman masyarakat dan kaum muda Bondowoso akan Kesehatan Reproduksi di pendopo Kabupaten Bondowoso pada hari kamis tangal 28 juni 2012 kemaren. Rombongan ini dikomandani oleh K. Taufiq, memaparkan beberapa temuan dilapangan yang sangat dipandang memprihatinkan, kurangnya pemahamanan masyarakat akan pentingnya kesehatan reproduksi. Dijelaskan oleh Guru Bahasa Arab ini kepada Bupati Bondowoso Amin Said Husni “kedepan PGPKR akan behu-membahu secara sinergis dengan pemerintah daerah dibidang kesehatan melalui penanaman pemahaman bagi generasi muda Bondowoso akan pentingnya Kesehatan Reproduksi bagi remaja di tingkat SMP dan SMA sederajat”.
Maraknya pernikahan dini, K. Taufiq menambahkan ”walau tidak dilarang oleh agama, manun jika dikaji dalam kontek ilmu fiqih menikah tidak hanya dibutuhkan kesiapan mental dan matrial belaka, namuan juga di butuhkan kesiapan fisik untuk melakukan hubungan seksual, mengandung dan melahirkan, jika kondisi fisik melum siap melakukan hal tersebut maka akan berbahaya bagi kesehatan” kedepan PGPKP ini sudah mengagendakan langkah taktis strategis untuk menghambat laju pernikahan dini yang begitu fantastis jumlahnya, PGPKR akan bekerja sama dengan LSM Edellweis dan dinas pendidikan Bondowoso untuk mengisi materi tentang Kesehatan Reproduksi di 27 SMA dan SMK saat Masa Orentasi Siswa baru, pelatihan sehari Kesehatan Reproduksi dengan tokok agama dan Sarasehan kesehatan reproduksi. K. Taufiq juga meminta Bapak Bupati, Amin Said Husni untuk menjadi penangung Jawab dalam structural Paguyupan Guru Peduli Kesehatan Reproduksi yang dinahkodainya.
Ucapan selamat atas terbentuknya Paguyupan Guru Peduli Kasehatan Reproduksi disampaikan oleh Bupati Bondowoso Amin Said Husni, beliu merasa terharu dengan terbentuknhya forum ini. Bapak Bupati juga menceritakan hasil diskusi panjang dengan ibu Zumrotin Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) saat ibu Zumrotin yang tetemenai oleh kawan-kawan KINERJA USAID berpamitan pulang pasca terselengaranya Pelatihan Kesehatan Reproduksi bagi guru SMP sederajat se-Bondowoso yang bekerja sama dengan pemerintah daerah Bondowoso. hasil dari diskusi itu melahirkan konsep natinya akan ada materi muatan local Kesehatan Reproduksi (Kespro) di seluruh sekolah mulai dari tingkatan SMP sampai SMA, yang di sajikan saat Masa Orentasi Siswa baru. Amin said Husni juga berharap nantinya generasi muda Bondowoso bisa memahami akan pentingnya Kespro. Karena, beliu mengimbuhkan “jika ilmu ini tidak dipahami oleh generasi muda Bondowoso, bisa jadi alat reproduksi di gunakan belum pada waktunya. Apabila ini terjadi ini namanya bukan Kespro tapi kisruh, sambil di iringi gelak tawa 20 guru relawan peduli kesehatan reproduksi.
Amin Said Husni, juga menjelaskan temuan beliu dan beberapa laporan LSM Edellweis bahwa “Pernikahan dini berkorelasi kuat dengan angka percerain yang tercatat di Pengedalin Agama Bondowoso sungguh fantastis angkanya, tahun 2011 saja angka perceraian sudah menembus angka melebihi dari 1000 pasutri, dan perlu diingat, dampak sosialnya luar biasa, baik dari segi ekonomi dll”. Bapak Bupati menceritakan saat kunjungan kerja beliu disalah satu desa, merasa kaget ada wanita muda sudah mengendong anak, saat saya bertanya, ibu masih muda kok sudah gendong anak, emang umurnya berapa buk? Ibu itu menjawab kalau umurnya masih 15 tahun, saya kaget umur 15 tahun sudah punya anak, dan lebih kaget lagi saat ibu itu memberi tahu kalau dia sudah janda dua kali. Kondisi ini sangat memperihatinkan, kedepannya Amin Said Husni berharap semua elemin masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk menghambat lajunya pernikahan dini melalui pemahaman Kesehatan Reproduksi. Bupati merasa bangga dan mendukung alumni pelatihan Kesehatan Reproduksi ini bisa berevolusi menjadi Paguyupan Guru Peduli Kesehatan Reproduksi, dan menyampaikan siap menjadi Pengungung Jawab secara Struktural dalam forum ini. Semuga kedepan forum ini melahirkan trainer-trainer ditingkat kecamatan sukur-sukur sampai di tingkat desa. Semuga usaha ini menjadi salah satu kuda iktiar dalam rangka internalisasi moral dan tata nilai ketimuran, sebagai langkah interval antara menuju Bondowoso yang beriman, berilmu dan berdaya.
Jurnalisme Warga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H