Mohon tunggu...
Amir Syarif Siregar
Amir Syarif Siregar Mohon Tunggu... -

Tall. Pale. Awkward. Passionate in movies, music, writing, laughing, loving and living.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Never Say Never: Sebuah Provokasi untuk Mencintai Justin Bieber

24 April 2011   05:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13036245161837382220

[caption id="attachment_104534" align="aligncenter" width="640" caption="Justin Bieber/Admin (KOMPAS/Ist)"][/caption] [caption id="attachment_103672" align="alignleft" width="180" caption="Justin Bieber: Never Say Never (MTV Films/Insurge Pictures/AEG Live/Island Def Jam Music Group/Paramount Pictures, 2011)"][/caption]

Silahkan angkat tangan Anda kalau Anda adalah salah satu orang yang merasa sedikit terganggu ketika mendengar seseorang mengucapkan bahwa mereka adalah penggemar Justin Bieber. Anda tidak sendirian. Berbanding lurus dengan jutaan penggemar setia (baca: maniak) yang selalu memuja dan membicarakannya, Bieber memiliki jutaan orang lainnya yang sangat membenci kehadiran dirinya. Justin Bieber: Never Say Never adalah sebuah film dokumenter yang berisi kumpulan penampilan Bieber di atas panggung serta sekelumit perjalanan karirnya yang terlihat seperti berusaha untuk memenangkan hati sekelompok orang yang selama ini selalu memandang sebelah mata terhadap kehadirannya. Mungkin Anda akan membenci mendengar hal ini, namun Justin Bieber: Never Say Never, dalam suatu cara, akan berhasil melakukan hal tersebut.

Mari singkirkan segala rasa ketidaksukaan Anda pada remaja berusia 17 tahun asal Kanada ini terlebih dahulu sebelum Anda menyimak film ini. Diarahkan oleh Jon Chu (Step-Up 3, 2010), Justin Bieber: Never Say Never merekam perjalanan Bieber sebelum melangsungkan konser akbarnya di Madison Square Garden pada taggal 31 Agustus 2010 silam – konser yang berakhir dengan sukses besar setelah seluruh tiket yang tersedia berhasil terjual hanya dalam 22 menit masa penjualannya. Tidak hanya berisi persiapan menuju konser tersebut, film dokumenter ini juga memasukkan beberapa penampilan Bieber dalam rangkaian tur My World-nya, sekaligus memberikan kesempatan pada para penggemarnya (dan Anda, tentu saja) untuk menyaksikan kelihaian Bieber dalam menampilkan aksi panggung terbaiknya ketika menyanyikan beberapa lagunya yang paling populer.

Justin Bieber: Never Say Never juga akan memberikan penontonnya beberapa kilasan mengenai kisah hidup pribadi dan perjalanan karir Bieber sebelum ia meraih popularitasnya. Harus diakui, bagian ini mampu ditampilkan Chu dengan cukup baik. Berisi potongan-potongan wawancara yang dilakukan keluarga, saudara, teman serta beberapa orang yang bertanggung jawab secara langsung dalam menghantarkan Bieber masuk ke industri musik dunia, bagian ini ditampilkan dengan penuh kesederhanaan namun terkadang mampu menghasilkan tarikan emosi yang cukup terasa untuk membuat setiap orang mengerti bagaimana kehidupan pribadi seorang Justin Bieber sebenarnya sekaligus mampu menunjukkan bahwa Bieber telah memiliki bakat menyanyi, menulis lagu dan memainkan instrumen musik semenjak ia kecil. Tak lupa, Justin Bieber: Never Say Never juga mengikutsertakan beberapa potongan rekaman para penggemar berat (kebanyakan para remaja wanita) Bieber yang histeris serta beberapa penampilan artis lainnya seperti Miley Cyrus, Sean Kingston, Usher dan Ludacris yang sempat berkolaborasi dengan Bieber.

Dengan karir yang dimulai dari kumpulan rekaman video yang dirilis di YouTube serta album perdana yang baru dirilis pada tahun 2009, banyak orang tentu akan memperkirakan bahwa film dokumenter ini hanya berisi kumpulan penampilan Bieber serta testimonial beberapa orang tentang kepribadian Bieber tanpa mampu menghantarkan sesuatu yang lebih berarti atau menghibur. WellJustin Bieber: Never Say Never memang menyertakan hal-hal tersebut, namun Jon Chu berhasil mengemasnya menjadi sebuah paket tontonan yang cukup menarik.

Berbekal kumpulan rekaman video yang dirilis ibu Bieber ke YouTube, wawancara terhadap beberapa orang terdekatnya – yang akan memberikan sedikit sentuhan emosional ketika diceritakan bahwa ibunda Bieber baru berusia 18 tahun ketika mengandung dirinya dan kemudian merawat Bieber sebagai seorang single mother, serta kumpulan rekaman penampilan Bieber yang cukup atraktif di atas panggung, Justin Bieber: Never Say Never benar-benar mampu menjadi sebuah tayangan yang menghibur. Semua dugaan bahwa film ini hanya akan menjadi sebuah alat yang digunakan tim produser Bieber untuk mengeruk keuntungan yang lebih besar dari kepopuleran remaja ini, harus diakui, pupus secara perlahan setelah menyimak bagaimana rapi dan terjaganya ritme cerita yang dibentuk oleh film dokumenter ini.

Bagian lain yang paling menghibur dari film ini adalah bagaimana Jon Chu mampu mengumpulkan kumpulan footages para penggemar Bieber yang mengungkapkan rasa kekaguman mereka pada sang artis, mengemasnya dengan sedemikian rupa dan menjadikannya begitu menyenangkan untuk dilihat. Bagian yang paling memorable mungkin adalah bagian ketika seorang ibu yang sedang mengantarkan puterinya untuk menonton salah satu konser Bieber sebagai kado ulang tahun puterinya. Sang ibu, kepada kamera, kemudian mengenang bahwa ketika kecil ia sangat mengidolakan Michael Jackson dan ibunya, ketika itu, kemudian memberikannya tiket untuk menyaksikan konser Thriller, yang sekaligus menjadi konser pertama yang ia saksikan dalam hidupnya. Menghibur, menyentuh, sekaligus menjadi penjelasan bahwa Justin Bieber telah dan akan menjadi bagian hidup dari begitu banyak orang (kembali, khususnya para wanita remaja) yang mengidolakannya dan suatu saat akan menjadi sebuah memori yang akan dikenang ketika mereka dewasa. Suka atau tidak, film ini telah menampar Anda, para pembenci Justin Bieber, dengan fakta bahwa Anda dapat memilih untuk mengidolakan siapa saja seperti halnya para gadis-gadis muda tersebut memilih untuk mengidolakan seorang Justin Bieber. Dan Anda seharusnya tidak memandang rendah terhadap mereka atau idola mereka, seperti halnya mereka seharusnya tidak memandang rendah terhadap anda atau artis idola Anda.

Baiklah, Anda kemungkinan besar tidak akan secara langsung dapat menghilangkan rasa kepenatan Anda terhadap mendengar atau menyaksikan seorang Justin Bieber. Namun, tidak akan ada yang dapat menyangkal bahwa Justin Bieber: Never Say Never berhasil dikemas dengan cukup baik. Film dokumenter ini akan menjadi sebuah anugerah yang sangat menyenangkan bagi para penggemar Bieber – dimana mereka akan dapat mengetahui lebih dalam kehidupan pribadi idola mereka sekaligus menyanyi bersama ketika idola mereka menampilkan lagu-lagu populernya seperti One Time, Baby, Never Say Never dan Somebody To Love.  Mereka yang bersikap skeptis juga harus waspada: Anda harus bersiap dengan fakta bahwa lagu-lagu Bieber terdengar begitu catchy sehingga akan mampu menempel di kepala Anda lama setelah Anda selesai menyaksikan film ini. Terlepas dari simpelnya premis yang ditawarkan film ini, Justin Bieber: Never Say Never berhasil menjadi sebuah sajian yang begitu menghibur dengan tata produksi yang sama sekali tidak mengecewakan.

Rating: 3.5 / 5

Justin Bieber: Never Say Never (2011) Directed by Jon Chu Produced by Usher, Jane Lipsitz, Scooter Braun, Antonio “L.A.” Reid, Dan Cutforth Starring Justin Bieber,  Boyz II Men, Miley Cyrus, Sean Kingston, Ludacris, Jaden Smith, Usher, Diane Dale, Bruce Dale, Ryan Good, Allison Kaye, Carin Morris, Scrappy Stassen, Kenny Hamilton, Scooter Braun, Mama Jan Smith, Pattie Mallette, Jeremy Bieber, Antonio Reid, Randy Phillips, Snoop Dogg Music by Deborah Lurie (score), Justin Bieber Cinematography Reed Smoot Editing by Jay Cassidy, Jillian Twigger Moul, Avi Youabian Studio MTV Films/Insurge Pictures/AEG Live/Island Def Jam Music Group Distributed by Paramount Pictures Running time 105 minutes Country United States Language English Juga dirilis di At the Movies.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun