Sablon adalah teknik cetak yang sangat populer dalam industri tekstil, digunakan untuk menambahkan desain pada berbagai produk seperti kaos, tas, dan aksesori. Salah satu faktor terpenting dalam proses sablon adalah jenis tinta yang digunakan.Â
Setiap jenis tinta memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda, yang dapat mempengaruhi hasil akhir cetakan, daya tahan, dan tampilan produk. Artikel ini akan membahas perbedaan antara berbagai jenis tinta sablon, termasuk plastisol, water-based, dan DTF (Direct-to-Film), serta membantu Anda memilih tinta yang tepat untuk kebutuhan Anda.
1. Tinta Plastisol
Apa Itu Tinta Plastisol?
Tinta plastisol adalah jenis tinta berbasis PVC (polivinil klorida) yang sangat populer dalam industri sablon tekstil. Tinta ini digunakan terutama untuk sablon kaos katun dan bahan lainnya.
Karakteristik Tinta Plastisol
- Ketahanan Warna: Tinta plastisol dikenal karena warna yang cerah dan tahan lama. Warna tidak mudah memudar meskipun sering dicuci.
- Tekstur Cetakan: Cetakan plastisol biasanya tebal dan terasa pada permukaan kain, memberikan efek tekstur yang menonjol.
- Pengeringan: Tinta plastisol memerlukan pemanasan dalam oven untuk mengeringkan dan mengikat tinta dengan kain. Proses ini dikenal sebagai curing.
- Kesesuaian Bahan: Ideal untuk bahan katun dan campuran katun karena kemampuan tinta untuk menyatu dengan serat kain.
Kelebihan
- Warna yang sangat cerah dan konsisten.
- Ketahanan yang baik terhadap pencucian dan pemakaian.
- Dapat dicetak pada berbagai warna bahan.
Kekurangan
- Tidak ramah lingkungan karena bahan dasar PVC dan pelarut.