Masyarakat terbentuk melalui sejarah yang panjang, perjalanan berliku, tapak demi tapak, trial and error. Pada titik-titik tertentu terdapat peninggalan-peninggalan yang eksis atau terekam sampai sekarang yang kemudian menjadi suatu warisan. Warisan budaya inilah yang akan membentuk suatu daerah memiliki keunikan tersendiri dari daerah yang lainnya.
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita kenalan dengan "Kampung Naga" Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasik Malaya. Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kampung Naga dikenal dengan kondisi masyarakat yang masih memegang erat adat istiadat para leluhur. Sehingga mereka hidup apa adanya, tidak seperti masyarakat modern pada umumnya.
Seperti daerah lainnya di Indonesia, Kampung Naga juga punya beragam kearifan lokal dan budaya yang unik dan menarik. Masyarakat  Kampung Naga sangat mempertahankan kearifan lokal dan budaya leluhur yang sudah mengalir sejak dulu. Masyarakat disana sangat manut pada warisan nenek moyang, dengan begitu berarti mereka sangat menghormati para leluhur atau yang biasa mereka sebut adalah menghormati "karuhun". Jika mereka tidak manut, maka mereka dianggap telah melanggar adat, dan tidak menghormati para leluhur atau karuhun, hal ini tentunya akan memberikan dampak yang negatif untuk masyarakat disana.Â
6 ciri khas Kampung Naga, Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, yaitu :
- Rumah untuk tempat mereka tinggal terbuat dari bahan-bahan yang didapatkan dari alam. Seperti nipah, dan ijuk, bisa juga menggunakan daun alang-alang yang sudah kering untuk dijadikan atap. Lantai terbuat dari susunan bambu maupun papan yang terbuat dari kayu. Rumah menghadap ke utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang ke arah barat atau timur.
- Di dalam Kampung Naga terdapat satu masjid yang juga terbuat dari bahan-bahan alami. Bangunan masjid dibangun di tengah-tengah kampung yang mana langsung berhadapan dengan pintu gerbang utama kampung naga.
- Terdapat tempat pertemuan atau biasa disebut dengan bale patemon yang didalamnya terdapat banyak alat musik kesenian khas dari Kampung Naga seperti Terbang Gembrung, Terbang Sejak dan Angklung.
- Terdapat rumah pusaka atau bumi ageng yang mana jika kita datang kesana maka kita tidak boleh mengambil gambar atau foto dirumah tersebut.
- Bertani dan berternak merupakan mata pencaharian masyarakat Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga menggunakan istilah Janli (Jan-Li) atau Januari-Juli dalam menetapkan waktu menanam padi.
- Masyarakat disana tidak menggunakan listrik untuk penerangan, akan tetapi menggunakan lampu minyak. Hal ini bukan berarti masyarakat sana menolak akan adanya perubahan zaman yang semakin canggih, tapi karna mereka lebih mencintai dan melestarikan apa-apa yang sudah ada sejak dahulu. Dengan begitu masyarakat jauh dari modernisasi. Walaupun mereka hidup masih dengan kearifan lokalnya, justru hal ini yang membuat masyarakat disana menjadi harmonis. mereka tumbuh dengan bersosialisasi tanpa harus memikirkan gadget.
Itulah sekilas tentang 6 ciri khas yang ada di Kampung Naga. Mereka adalah manusia berbudaya, maka apapun yang ada disana tidak lain adalah bentuk dari mencintai dan menghargai para leluhur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H