Mohon tunggu...
Hayati Martha
Hayati Martha Mohon Tunggu... -

pemimpi, petualang dan penikmat pagi\r\n\r\nwww.hayatimartha.blogspot.com\r\nwww.falysha.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Open Pit, Wisata tambang timah di Belitung Timur

16 Mei 2015   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_365417" align="alignnone" width="652" caption="Kawah yang merupakan hasil dari penambangan Timah"][/caption]

Sepulang mengikuti “Camping De Island 2015” yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Belitung Timur pada pertengahan April lalu, saya bersama kawan-kawan berencana extand dan melanjutkan explore Belitung lebih jauh. Tempat yang kami kunjungi pertama kali adalah sebuah sisa tambang timah raksasa yang berada di kota kecamatan Kelapa Kampit Belitung Timur. Open Pit, demikian dinamakan sisa tambang raksasa ini yang dahulunya merupakan sebuah pusat operasi penambangan timah sampai tahun 1989,  milik sebuah perusahaan tambang asal Australia BHP Billiton yang kemudian dialihkan ke Perusahaan Jerman Pressag GmbH of Hannover.

Berada di sebuah bukit bernama Gunong Kik Karak, galian raksasa tambang timah ini meninggalkan sisa-sisa galian yang berbentuk sebuah kawah berwarna hijau dengan pemandangan perbukitan yang juga hijau disekitarnya. Tidak salah memang Pemerintah Daerah Kabuapten Belitung menetapkan tempat ini menjadi area tujuan wisata beberapa tahun belakangan. Paduan warna hijau kawah dengan sisa – sisa galian bebatuan disisi-sisinya dan pemandangan perbukitan menjadikan tempat ini terlihat begitu menarik. Disini juga terdapat terowongan yang menghubungkan lokasi tambang itu dengan sebuah desa. Namun pengunjung sudah tidak diperkenankan untuk memasuki terowongan ini lagi karena dikhawatirkan terjadinya longsor. Kayu – kayu besar terlihat terpahat di pintu terowongan sebagai penahan agar terowongan tidak roboh.

[caption id="attachment_365414" align="alignnone" width="369" caption="di dalam terowongan terdapat sebuah ventilasi dengan ruangan terbuka di atas menyerupai jendela dengan sebuah kolam di bawahnya"]

1431322522877121946
1431322522877121946
[/caption]

Open Pit menjadi salah satu saksi bisu betapa Pulau Belitung memiliki kekayaan alam yang luar biasa besarnya kala itu, yakni Timah. Harga pasar timah di dunia yang tinggi kala itu membuat Pulau ini seperti diperkosa habis-habisan oleh perusahan-perusahaan tambang besar maupun kecil. Sisa-sisa tambang timah banyak ditemui di Pulau Belitung dan banyak yang terbengkalai begitu saja.

Menuju Open pit bukan perkara mudah karena letaknya yang berada di sebuah bukit. Namun ini justru menjadi petualangan yang menarik. Mobil sewaan kami terpaksa kami tinggalkan di bawah bukit karena jalannya yang rusak dan berbatu-batu  juga sempit selain juga jalurnya yang menanjak. Lumayan melelahkan memang menuju ke puncak open pit ini, terlebih hari sudah sore dan tenaga kami sudah lumayan terkuras sejak pagi hari. Beruntung ada Vera salah satu panitia Camping De Island 2015 yang memberikan bantuan tumpangan sepeda motor ke atas. Selain menjadi guide kami untuk menuju ke atas, Vera juga membonceng kami satu-satu menuju keatas dengan honda bebek miliknya. Buat yang tidak terbiasa dengan wilayah dan jalur disini mungkin bukan perkara mudah menggunakan motor bebek biasa. Karena jalurnya memang lebih tepat bila menggunakan motor trail. Tapi itulah Vera,putri asli Belitung Timur yang bermental baja kawan baru kami ini. Dengan hanya menggunakan sepeda motor bebek biasa ia nekad turun naik mebonceng kami secara bergantian. Serius...selama perjalanan dibonceng sampai puncak open pit saya hanya bisa memejamkan mata karena takut. Dan dengan entengnya Vera hanya bilang gini.. “tenang mbak...saya sudah dari kecil tinggal disini..yakin deh gak akan jatoh!” katanya. Oke baiklah..meski sedikit tenang , tapi saat itu sebenernya dalam hati saya lebih baik memilih jalan kaki meskipun pasti akan lebih capek. Tapi alhamdulillah..kami selamat naik maupun turun open pit ini menggunakan sepeda motor bebek milik Vera itu. Makasih Vera... J

Berdiri di tas bukit open pit ini, dengan kawah hijau di bawahnya membuat saya berfikir..”berapa banyak batuan yang sudah dikeruk di bukit ini? Dan betapa ramainya dahulu truk yang mondar-mandir disini membawa bebatuan yang diambil dari perut bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun