Selepas pemberontakan Madiun tahun 1948, kepemimpinan PKI diambil alih oleh tiga orang ini. Nasib MH. Lukman juga sama seperti Aidit dan Nyoto, diculik dan ditembak mati tentara. Mayat serta kuburan ketiga tokoh Partai Komunis Indonesia ini juga tidak diketahui keberadaannya.
G30S/PKI
Secara singkat, sejarah gerakan 30 September PKI ini dimulai pada 1 juli 1960 di mana PKI secara terang-terangan mengecam cabinet dan tentara. Saat para tentara bereaksi, Ir. Soekarno langsung turun tangan hingga permasalahan ini selesai hingga membuat hubungan PKI dan Ir. Soekarno menjadi dekat.
Lalu pada tahun 1960, Partai Sosialis Indonesia serta Masyumi dibubarkan pemerintah sehingga PKI semakin giat untuk mencari anggota. Tidak hanya PSI dan Masyumi, partai-partai lain juga diruntuhkan oleh PKI. Seperti Partai Nasionalis Indonesia dan Nadhlatul Ulama.
Tahun ke tahun, Partai Komunis Indonesia semakin mendesak untuk mendapatkan kekuasaan yang besar. Sehingga, PKI mengeluarkan strategi offensive agar tujuan mereka tercapai. Umumnya, partai ini hanya melancarkan kritik terhadap pemerintahan sedangkan di daerah justru malah bersinggungan dengan konflik yang lebih parah.
Perlawanan terhadap aksi sepihak antara PKI dan Angkatan darat atau AD semakin kuat dan semakin memanas. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1964 dan kritikan terhadap petinggi AD terus dilancarkan. Kemudian pertentangan antara PKI dan AD semakin memanas hingga pada 30 September 1965 yang memunculkan gerakan 30 September yang ditandai dengan penculikan para Jenderal dan perwira.
Jenderal jenderal yang tewas
1.Jenderal Ahmad Yani
Ia dijadikan target penculikan dan pembunuhan G30S/PKI karena menolak pembentukan Angkatan Kelima, yakni buruh dan tani yang dipersenjatai.
2.Letjen Suprapto
Suprapto juga menolak usul pembentukan Angkatan Kelima. Oleh karena itu pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Suprapto diculik dan dibunuh.