Mohon tunggu...
Huzarialmer
Huzarialmer Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Redaktur Harian Bangka Pos, Pangkalpinang, Tahun 2001-2009. Saat ini ASN Pranata Humas Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Strategi Memajukan Industri Rumahan, Ini Caranya

30 Agustus 2022   13:46 Diperbarui: 30 Agustus 2022   13:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangkalpinang - DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung konsen mengimplementasikan arahan Presiden RI. Salah satu arahan tersebut yakni, melakukan peningkatan pemberdayaan perempuan dalam bidang kewirausahaan di Bangka Belitung.

"Pengembangan industri rumahan dilakukan secara efektif dan efisien. Salah satu caranya, bekerja sama dengan Atma Luhur," jelas Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Kepala DP3ACSKB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saat FGD di Ruang Pertemuan DP3ACSKB Babel, Selasa,(30/8/2022).

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pelaksanaan Penelitian Model Implementasi Pemetaan Lokasi Industri Rumahan Berbasis Web-SIG ini melibatkan pihak kabupaten/kota se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sampai saat ini terdata ribuan industri rumahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Asyraf menjelaskan, untuk melakukan pengembangan industri rumahan ini telah menggelar pelatihan di tujuh kabupaten/kota. 

"Ke depan sejumlah industri rumahan tersebut akan dilibatkan dalam program Babel mengajar perempuan belajar," jelasnya.

Lebih jauh Asyraf menjelaskan klasifikasi industri rumahan. Ada klasifikasi industri rumahan pemula, industri rumahan berkembang dan industri rumahan maju. Diharapkan keberadaan industri rumahan ini bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Menyinggung mengenai persoalan industri rumahan, Asyraf mengatakan, masih minimnya data terpilah dan data base, minimnya pengetahuan pengelolaan industri rumahan, minimnya akses permodalan dan minimnya akses pemasaran produk.

"Saat ini semua bisa menjadi penjual dengan memanfaatkan media sosial. Pembeli bisa memberikan penjelasan mengenai produk, kemudian direkam lalu dijadikan konten media sosial," sarannya.

Hal senada disampaikan Dr. Hadi Santoso dari LPPM Institut Sains dan Bisnis Atma Luhur. Menurutnya, pemasaran produk masih menjadi permasalahan. Selain itu, penggunaan teknologi informasi, permodalan dan dukungan institusional.

"Sebagian data industri rumahan sudah masuk dalam aplikasi. Ke depan akan terus memasukkan data ke dalam aplikasi," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun