masyarakat muslim di negara kita tercinta Indonesia, khususnya dilapisan masyarakat bawah seperti yang ada di setiap perdesaan atau perkampungan, bulan itu disebut dengan istilah Rabi'ul awal. bulan ini harusnya dan semestinya memiliki arti tersendiri bagi yang ber e-ktp Islam, kenapa demikian? sejarah mencatat bahwa utusan Allah SWT yang terakhir yakni baginda Nabi Muhammad SAW, dilahirkan ke atas bumi ini bertepatan pada bulan mulia ini.Â
Dalam kalender Hijriah, ada salah satu bulan yang memiliki dampak sosial bagimayoritas masyarakat menyebutnya dengan sebutan bulan maulud atau maulid, perbedaan kedua istilah itu menurut hemat penulis tidak perlu untuk diperdebatkan, karena esensinya sama, yaitu memperingati kelahiran sosok pemimpin umat, pembawa amanat, penebar rahmat juga sang pemilik syafa'at kelak datangnya hari kiamat.
Tahun ini, pemerintah menetapkan peringatan hari besar maulid nabi jatuh pada hari Senin 16 september 2024, artinya secara langsung atau tidak langsung akan bersamaan atau dilewati juga oleh rangkaian persiapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan diselenggarkan pada bulan november dua bulan mendatang.Â
perbedaan ekspresi lapisan masyarakat dalam menyambut memperingati peringatan maulid Nabi ini sangat beragam, biasanya menyesuaikan dengan tradisi budaya yang sudah turun menurun dari waktu ke waktu, yang pasti keterlibatan peran masyarakat baik secara moril maupun materil dalam mensukseskan kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang harus dipersiapkan secara matang.
pengamatan penulis, ujung atau puncak dari  perayaan ini, adalah munculnya kegiatan atau ceremony khusus, dengan mendatangkan penceramah atau da'i kondang, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-qur'an oleh Qari-qari'ah ternama yang memiliki suara syahdu nan merdu, biasanya  dihadiri oleh ratusan atau ribuan masyarakat, yang ketika acara selesai, akan pulang dengan membawa buah tangan, penulisn menyebutnya dengan istilah "besek" (nasi, lauk-pauk dan lainya yang dibungkus dimasukan kedalam plastik). ini sesuatu yang unik yang ada dibeberapa bagian wilayah indonesia.
fakta dilapangan tidak bisa dipungkiri, bahwa peran tokoh masyarakat sangatlah penting, mulai dari pejabat dan ustadz setempat, pengusaha sebagai donatur utama acara, terkadang sering muncul sebagai penguasa acara, dan ini bisa menjadi perhatian khusus bagi masyarakat awam. maka disinilah letak dibutuhkanya kejernihan hati mereka dalam mendidik dan membimbing masyarakat dalam memahami nilai-nilai keagamaan, bukan menjadi oknum yang menjual peringatan kegiatan mulia ini, sebagai pancingan untuk menggerakan masa demi kepentingan calon Pilkada yang diusungnya.Â
kegiatan istimewa ini sudah seharusnya menjadi local wisdom yang harus terus dipertahankan, dan terus diimprovisasi oleh generasi muda berikutnya, dengan catatan semata-mata hadir dari lubuk hati yang paling dalam, hanya dan hanya demi untuk memperingati kelahiran manusia terbaik pilihan tuhan semesta alam, dengan harapan setelah acara ini selesai, kita tetap teguh terus mencintai beliau dengan cara menjalankan apa yang diajarkan oleh Nabi kita dan menjauhi apa yang telah dilarangnya, terlebih kelak kita akan mendapatkan pertolongan beliau ketika hari pembalasan tiba nanti. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H