Mohon tunggu...
huurunaqilah
huurunaqilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Etika dengan Moralitas

29 Desember 2024   23:04 Diperbarui: 29 Desember 2024   23:04 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan berkembangnya zaman, perilaku masyarakat semakin tidak terkendali, tidak mau tahu apa-apa tentang lingkungan, dan hanya mengutamakan kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain. Etika adalah ilmu yang membahas tentang baik dan buruk, hak dan kewajiban moral. Etika sendiri juga dapat diartikan sebagai kaidah, norma, kaidah, atau tata cara yang menjadi pedoman dalam melakukan perbuatan dan tindakan. Kata "etika" berasal dari kata Yunani "ethos" yang berarti "timbul dari kebiasaan". Dalam hal ini yang dimaksud dengan perspektif objek adalah tindakan, sikap, atau perbuatan yang dilakukan. Meski Indonesia berbeda suku, budaya, dan agama, namun kita harus menjaga etika saling menghormati dan toleransi terhadap sesama. Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai dan karakteristik yang mendasari penilaian moral.

Etika sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang moralitas. Etika juga terbentuk dari nilai-nilai dan norma-norma yang terkesan tidak sederhana. Dan Pancasila merupakan sumber moral perilaku politik sehari-hari dan mengikat secara hukum bagi seluruh warga negara dan penyelenggara negara. Pancasila juga erat kaitannya dengan nilai-nilai inti yang terkandung dalam lima silas Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial. Suatu tindakan dikatakan baik bukan hanya jika bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga jika sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut juga bersifat universal dan dapat diterima oleh semua orang kapan saja. Dengan mengacu pada nilai-nilai yang dikandungnya, Pancasila juga dapat membangun sistem etika yang kuat. Sebab, nilai-nilai yang dikandungnya tidak bersifat mendasar, melainkan realistis dan aplikatif.

Nilai pendidikan, yang merupakan akar peradaban suatu bangsa dan pilar keberhasilannya, telah terkikis oleh kapitalisme, liberalisasi, dan privatisasi. Ada anggapan bahwa pemerintah memfasilitasi proses liberalisasi dan kapitalisasi pendidikan dengan memberlakukan Undang-Undang Perusahaan Pendidikan, yang kemudian dicabut, namun peraturan baru diberlakukan dan kaum kapitalis juga melihat pendidikan sebagai tempat mencari keuntungan. Terbentuknya sektor perekonomian tertutup dan sektor perekonomian terbuka memerlukan penggabungan persyaratan di bidang penanaman modal, khususnya pendidikan pada sektor penanaman modal yang terbuka bagi penanaman modal asing. Hal ini menunjukkan bangkitnya kapitalisme di bidang pendidikan. Pendidikan hendaknya tidak hanya menjadi sumber intelektual, tetapi juga sumber moralitas. Presiden terpilih dapat menunjuk staf yang profesional, inklusif, kompeten, dan bebas konflik.

Menurut saya, ada hubungan erat antara etika dan moralitas. Dengan kata lain, etika adalah cara orang berperilaku berdasarkan moralitas. Etika dan moralitas sama-sama menyangkut benar dan salah, keduanya merupakan prinsip atau aturan hidup yang digunakan untuk menilai harkat dan martabat manusia. Mengatur tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat, dan berbangsa, memajukan nilai-nilai moral dalam masyarakat, memberikan bimbingan dan pedoman bagi warga negara Indonesia agar berperilaku sesuai dengan sikap moral berdasarkan Pancasila, dan mengatur tingkah laku dalam bermasyarakat, bermasyarakat, dan kehidupan berbangsa, dan memberikan pedoman dan pedoman bagi warga negara Indonesia untuk berperilaku sesuai dengan sikap moral berdasarkan Pancasila untuk meminimalkan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), memberantas korupsi, dan mengatasi permasalahan perusakan lingkungan hidup. Etika dan moralitas juga dapat ditumbuhkan melalui pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan. Dukungan dari lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat juga sangat penting bagi perkembangan etika dan moral.

Solusi yang berlaku adalah tentang persoalan moral merupakan persoalan yang tidak ada habisnya bagi kami. Sebab, suka atau tidak suka, kita manusia hidup dalam lingkungan sosial budaya yang beragam. Oleh karena itu, kita harus menjaga diri dan keluarga masing-masing agar tidak terjerumus ke dalam permasalahan moral tersebut. Sekalipun kita tidak dapat mencegah orang lain menderita kerugian moral, setidaknya kita dapat melindungi diri kita sendiri dan keluarga kita dari kerugian moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun