Mohon tunggu...
Agustian Hutriady
Agustian Hutriady Mohon Tunggu... -

Fides Quarens Intelectum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayang

13 September 2011   22:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang,

Jemari kita tidak lagi bisa bertemu, menggenggam erat..

“kau bilang celah jari di ciptakan karena akanada celah jari lain yang mengisinya”tanda kita takut berpisah

Sayang,

Sesungguhnya dunia memang telah menjadi milik orang lain dan tidak lagi sama dengan hari-hari yang biasa kita lalui.

Hari itu matahari milik Tuhan sangat panas bersinar, dia kejam…

Tapi aku setia menunggumu di lantai bawahCuma untuk melihat senyum singkat mu tanpa maksud yang bearti

Ketauhilah sayang,

Malam itu, ku beranikan diri untuk tidak lagi disiplin karena besok sabtu , hari yang menentukan masa depan ku sendiri, ada beban tanggung jawab yang menganjaldi hati

Aku ingin bercerita kepadamu… Tapi tidak sempat

Taman yang tidak begitu terang, tidak indah tapi cukup membuat mu pergi

Maksudku sesungguhnya adalah mencoba tahu keadaan mu, karena ku tahu sesuatu tapi susah bercerita…

Awal yang membuat kita menjadi sedu sedan…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun