Mohon tunggu...
Hutri Cika Berutu
Hutri Cika Berutu Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada 2015

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

SanDisk Ultra Dual Drive m3.0, Solusi Kegalauan Anak Kuliah

17 April 2018   21:13 Diperbarui: 17 April 2018   21:29 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: SanDisk on Youtube/objrevs

Pada awal 2017 lalu, saya mengikuti sebuah proyek pertukaran budaya ke Polandia. Waktu itu, peserta yang ikut berasal dari banyak negara. Kalau tidak salah, pesertanya berjumlah 37 orang.

Kami ditugaskan untuk bercerita tentang budaya dan tradisi dari negara kami masing-masing ke beberapa sekolah di Polandia, mulai dari TK hingga SMA. Oleh karena itu, semua peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok demi efektivitas proyek.

Saat itu, saya berada di kelompok yang sama dengan dua orang teman bernama Celine dari Malaysia dan Anyta dari Ghana. Masing-masing dari kami membuat banyak sekali slides Power Point untuk memperkenalkan budaya dan tradisi dari negara asal kami.

Jumlah slides yang banyak dikarenakan kami harus menjalankan proyek selama 2 bulan dengan masa aktif kerja 5 hari dalam seminggu. Oleh karena itu, kami harus mempersiapkan banyak materi budaya untuk diceritakan.

Saya adalah tipe orang yang sangat bergantung pada internet sebagai tempat penyimpanan file. Oleh karena itu, saya mengunggah semua file Power Point saya ke e-mail. Sementara, dua teman saya yang lain menyimpannya dalam flash drive mereka masing-masing.

Di minggu-minggu awal proyek, semua kegiatan berjalan lancar. Namun, saat saya berada di sebuah sekolah yang tidak memiliki akses wi-fi, tantangan mulai saya terlihat. Saya tidak dapat membuka file di e-mail untuk dipresentasikan.

Saya mulai menyambungkan hotspot HP ke laptop, namun hal tersebut tidak berhasil karena saat itu adalah musim dingin dan turunnya salju membuat internet sulit diakses, apalagi saat itu kami berada di desa kecil dekat pegunungan.

Sebagai akibatnya, saya pun tidak melakukan presentasi. Tentu saja saya sangat kecewa karena satu kesempatan untuk berbagi satu pengetahuan tentang budaya saya hilang begitu saja. Sejak saat itu, saya mulai berjaga-jaga dengan menyimpan file saya di flash drive. Saat itu saya meminjam flash drive milik Celine dan Anyta karena saya tidak menemukan toko yang menjual flash drive.

Sejak semester pertama berada di bangku kuliah, yaitu pada 2015, saya memang terbiasa memanfaatkan e-mail sebagai tempat penyimpanan file. Pengalaman buruk di Polandia tidak membuat saya jera. Sudah dua tahun saya menyimpan file dengan cara yang sama, tidak terkecuali file-file tugas kuliah.

Ada beberapa alasan saya tidak mau menggunakan tempat penyimpanan seperti flash drive. Salah satunya adalah karena takut laptop saya terkena virus dari laptop atau komputer lain. Lagipula, saya sering kesal karena tempat penyimpanan seperti flash drive tidak bisa diakses dari HP.

Padahal ada saat-saat di mana saya tidak membawa laptop tapi ingin membaca file yang telah saya simpan walaupun hanya melalui HP. Karena itu, e-mail saya jadikan sebagai pilihan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun