Belajar Bersama Komunitas (BBK) 5 Universitas Airlangga (UNAIR) meluncurkan program kerja bertajuk Pemberdayaan Industri Keripik Pisang untuk Kesejahteraan Masyarakat (PIKAT). Program ini dirancang untuk mendukung dan mengembangkan usaha pengolahan keripik pisang di Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Pelaksanaan program dilakukan secara bertahap selama periode BBK 5 berlangsung, dengan salah satu pelaku usaha lokal sebagai mitra utama.
Desa Kalikatir memiliki potensi besar di sektor pertanian, terutama pisang. Berbagai jenis pisang tumbuh subur di desa ini, menjadikannya salah satu komoditas unggulan yang melimpah. Namun, pemanfaatan pisang sebagai bahan baku industri olahan masih terbatas. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, pisang dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti keripik pisang, sale pisang, atau produk modern lainnya. Hal ini membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi berbasis industri rumah tangga di desa tersebut.
Program PIKAT diinisiasi oleh mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKN BBK 5 di Desa Kalikatir, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah pisang menjadi produk berkualitas tinggi. Program ini dikoordinasikan oleh Anisa Frida Syachrani dan Muhammad Nafidzul Akrom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Menurut Anisa, potensi pengembangan UMKM keripik pisang di Desa Kalikatir sangat besar. Namun, hanya satu UMKM keripik pisang yang masih bertahan, yaitu milik Bu Sofi. "Padahal usaha ini cukup menjanjikan di Kabupaten Mojokerto," ujar Anisa.
Program PIKAT dilaksanakan dalam empat tahap:
Desain Kemasan dan Branding (11/1/2025)
Tahap pertama fokus pada pengenalan desain kemasan dan merek dagang.Â
"Tim BBK 5 Kalikatir membebaskan Bu Sofi untuk memilih jenis kemasan yang sesuai, dan pilihan akhirnya jatuh pada kemasan standing pouch. Tim kami kemudian membuat desain kemasan dan memberikan nama dagang yang menarik untuk produknya," ucap Nafidzul dalam sebuah wawancara.
Pengembangan Varian Rasa (17/1/2025)