Mohon tunggu...
hutamaa
hutamaa Mohon Tunggu... Dokter - Seorang mahasiswa kedokteran gigi unair

Seorang mahasiswa kedokteran gigi unair

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN BBK 5 UNAIR Ubah Stigma Tabu tentang Seksual melalui Program TERANG

24 Januari 2025   16:00 Diperbarui: 24 Januari 2025   15:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pemateri Terang. Sc pribadi)

Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Belajar Bersama Komunitas (BBK) 5 Universitas Airlangga (UNAIR) menginisiasi program kerja bernama TERANG (Teman Edukasi Remaja tentang Seksual dan Gender). Program ini dilaksanakan pada Kamis (16/01/25) di SMPN 3 Gondang, Desa Kalikatir. Tujuannya adalah membantu remaja memahami tubuh, hubungan, dan kesehatan reproduksi mereka untuk mendukung pengambilan keputusan yang sehat.

Sex education atau pendidikan seksual menjadi salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter dan pengetahuan siswa, terutama pada usia remaja seperti siswa SMP. Melalui materi yang relevan, remaja dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan kolaborasi berbagai pihak, seperti sekolah, orang tua, dan komunitas, program ini diharapkan mampu menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab.

Program kerja TERANG diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai fakultas UNAIR yang tergabung dalam kelompok KKN BBK 5. Sosialisasi ini difokuskan pada remaja awal, yaitu usia 10-13 tahun, dengan lokasi pelaksanaan di SMPN 3 Gondang karena tingginya kasus pernikahan dini di wilayah tersebut. Setelah sosialisasi, evaluasi dilakukan melalui kuis untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Aufa Fahmi Syahman Halim, Ketua KKN BBK 5 UNAIR Desa Kalikatir, menjelaskan bahwa program ini bertujuan mengatasi kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan bahaya seks bebas di kalangan remaja.

 "Pendidikan seksual bukanlah hal yang tabu, melainkan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi demi masa depan anak-anak. Dengan pendekatan yang tepat, edukasi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa dan masyarakat secara keseluruhan," ujar Aufa.

Meskipun demikian, pelaksanaan program ini menghadapi berbagai kendala, seperti stigma sosial yang menganggap topik seksualitas tabu, minimnya keterlibatan orang tua, dan kurangnya pendidikan seksual komprehensif di sekolah. Selain itu, remaja juga kerap menerima informasi keliru dari media sosial atau pornografi, yang dapat memengaruhi pemahaman mereka tentang seksualitas.

(Foto bersama. Sc pribadi)
(Foto bersama. Sc pribadi)

Melalui sosialisasi pendidikan seksual ini, diharapkan siswa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tubuh mereka, mampu membuat keputusan yang bijak, serta menghindari perilaku berisiko. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka pernikahan dini dan kehamilan remaja di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun