Mohon tunggu...
Huta
Huta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berdamai dengan Plastik Berbayar

4 Maret 2016   14:18 Diperbarui: 4 Maret 2016   15:24 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plastik berbayar yang mulai berlaku 21 februari 2016, memang menimbulkan pro dan kontra. Saya pertama mengalami hal tsb ketika sedang belanja di A*mart pada tgl 21 Feb’16. Kasir yang melayani langsung membungkus belanjaan tanpa adanya konfirmasi atau adanya tulisan pemberitahuan didepan kasir atau didepan toko. Awalnya saya kira baru dijalankan per tgl 29 februari 2016. Tapi ya sudah saya bayar dan plastiknya saya simpan untuk dipakai kembali, selama tidak sobek.

Sejak kejadian tersebut saya selalu bawa plastik bekas dari rumah yang jika biasanya digunakan untuk tempat sampah sekarang dipakai buat belanja aja atau menaruh belanjaan ditas. Karena saya kemana mana bawa tas ransel. Untuk tempat sampah? Ya pakai plastik tapi tunggu penuh baru dibuang hehehe

Kenapa saya melakukan hal tersebut?. Well, karena bagi saya peraturan tersebut ada baiknya. Dimana saya mulai dibiasakan untuk menghargai plastik atau mengurangi kantong plastik. Yang biasa beli ice cream, snack atau barang2 kecil yang sebenarnya bisa dimasukkan ke tas atau dibawa, biasanya selalu dikasih kantong plastik dan gak pernah nolak sech saya, tapi sekarang lebih memilih dimasukin ketas aja.

Yang jadi permasalahan karena banyak yang merasa bahwa toch masi banyak produk-produk yang kemasannya menggunakan plastik, sedangkan kantong plastik berbayar jelas2 ada tulisan bisa terurai.

Kalo saya mikirnya simple simple aja, karena hidup udah ruwet jadi dibawa santai aja.

Ya mungkin karena plastik sampai saat ini masih menjadi pengemas produk yang lebih murah sehingga masyarakat bisa membeli produk tersebut, dan saya yakin pemikiran untuk membuat kemasan produk yang lebih ramah lingkungan pasti sudah dipikirkan, karena setidaknya kemasan plastik sudah “aman” bagi manusia karena sudah diijinkan  untuk membungkus makanan tersebut khan ya.

Bagi saya, jika memang kantong plastik berbayar merupakan sumbangsih saya buat lingkungan hidup ya saya ok ok aja menjalaninya, toch saya bisa bawa tas sendiri (Bagi saya ya, karena belanja bulanan saya gak gitu banyak, gak seperti ibu2 diantrian supermarket yang bertroli2 heheh.

Nah mengurangi produk2 yang banyak diproduksi dengan kemasan plastik, kalo saya lakuinnya, mulai dari yang menghemat uang yang secara gak langung menghemat plastik.

Bawa botol air minum sendiri dari pada beli air minum yang dikemas dalam botol plastik. Selain hemat plastik saya juga hemat uang untuk beli air. Pagi2 isi dikantor, mau pulang isi lagi buat bekal dijalan hehheehe, hemat bukan.

Beli refill (plastik sech) tp saya punya botol tempat taruh isi refill tsb, misal dulu beli satu botol plastik sabun cair “A” trus ketika habis saya refill aja, selain lebih murah (dikit sech :-p) mungkin penggunaan plastik juga bisa dihemat ya, dari pada beli lagi satu botol sabun cair kemasan plastik lagi. (mungkin ya .. klo salah jgn ada yang ngambek, krn dg isi sama tp lebih murah hanya beda kemasan saja. Trus hemat uang lagi)

Klo emang produk2 yang saya butuhkan dikemas dalam plastik ya tetap saya belilah, khan harga produk termasuk harga kemasan (plastik) khan ya. Jadi harga produk yg kita bayar ya pastinya sudah termasuk harga kemasan (plastik) itu bukan?. Jadi kita juga bayar khan ya plastik kemasan tsb, nah sekarang ditambah dengan bayar kantong plastik - jika mau bayar :)

Jika dengan mengurangi penggunaan kantong plastik saya bisa dibilang ikut menjaga lingkungan, dengan senang hati saya melakukannya, yach setidaknya adalah yang bisa saya lakukan buat lingkungan.

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun