Mohon tunggu...
Husni
Husni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel 10:peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial -Emosional

19 Januari 2025   06:04 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:04 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di luar keluarga, sekolah dan komunitas juga berperan penting dalam perkembangan sosial-emosional. Interaksi dengan teman sebaya di sekolah dapat membantu anak belajar keterampilan sosial seperti berbagi, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflik. Selain itu, keterlibatan dalam kegiatan komunitas, seperti organisasi sosial atau klub, juga dapat memperluas pemahaman anak tentang hubungan sosial dan empati terhadap orang lain.

Pengaruh Lingkungan Fisik dan Sosial

Lingkungan fisik, seperti tempat tinggal yang aman atau tidak aman, serta lingkungan sosial seperti keberagaman rasial dan ekonomi, juga memengaruhi perkembangan sosial-emosional. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan atau ketidakstabilan emosional mungkin menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mengelola perasaan mereka dan membangun hubungan yang sehat.

Peran Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional

Budaya merujuk pada nilai-nilai, kepercayaan, norma, dan praktik yang ada dalam suatu kelompok atau masyarakat. Budaya memengaruhi bagaimana individu memahami dan mengekspresikan emosi, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

Norma Budaya dalam Ekspresi Emosi

Setiap budaya memiliki norma atau aturan yang berbeda mengenai bagaimana emosi harus diekspresikan. Misalnya, di banyak budaya Barat, ekspresi terbuka tentang perasaan dianggap wajar, sementara dalam budaya Timur atau kolektivis, pengendalian diri dan menjaga keharmonisan dalam hubungan lebih dihargai. Perbedaan ini dapat memengaruhi cara individu belajar untuk mengenali dan mengekspresikan perasaan mereka.

Nilai Keluarga dan Komunitas

Dalam budaya yang lebih kolektivis, seperti yang ditemukan di banyak negara Asia atau Afrika, nilai-nilai seperti keharmonisan keluarga dan keterikatan sosial sangat ditekankan. Hal ini dapat memengaruhi bagaimana individu mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka. Sebagai contoh, anak-anak di budaya kolektivis mungkin lebih cenderung diajarkan untuk memprioritaskan kepentingan keluarga dan kelompok daripada kepentingan pribadi, yang berpengaruh pada bagaimana mereka belajar berinteraksi dengan orang lain.

Pengaruh Agama dan Kepercayaan Spiritual

Agama dan kepercayaan spiritual juga berperan dalam perkembangan sosial-emosional, karena banyak nilai moral dan etika yang dikembangkan dalam konteks agama. Misalnya, ajaran tentang kasih sayang, pengampunan, dan toleransi dapat membantu individu membangun keterampilan empati dan mengelola emosi negatif seperti kemarahan atau kebencian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun