Mohon tunggu...
Mister Hussein
Mister Hussein Mohon Tunggu... -

Akademisi dan peneliti di bidang bisnis dan manajemen. Mengabdi di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari Inul Sampai Sinta-Jojo

24 September 2010   14:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:59 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun pamor ratu ngebor Inul Daratista sudah redup, tetapi bagi saya, Inul merupakan sosok yang sangat fenomenal. Inul benar-benar merangkak dari nol sampai menjadi selebritis yang mampu "mengebor" jagad hiburan tanah air. Kali ini saya tidak ingin terlalu banyak mengebor pembaca kompasiana dengan goyangan maut nya Inul. Saya ingin mencoba sedikit berbagi analisis dengan kompasianer lainnya bagaimana metode pemasaran Inul yang ternyata juga tidak sengaja di aplikasikan Sinta-Jojo dalam meraih popularitasnya. Sedikit mengingatkan, bahwa Inul Daratista merupakan penyanyi dangdut asli Pasuruan Jawa Timur. Hanya dalam tempo kurang dari satu tahun Inul melejit, dari seorang pedangdut "kampung" hingga menjadi selebritis ibu kota. Goyang ngebor nya sempat menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat tak terkecuali Bang Haji Rhoma Irama pun angkat suara terhadap goyang tersebut. [caption id="attachment_268317" align="aligncenter" width="260" caption="Inul Daratista, Source: Suara merdeka.com"][/caption] Inul sebenarnya sudah sejak lama menjadi penyanyi dangdut. Hanya saja pada saat itu level nya hanya dari kampung ke kampung. Tetapi berkat goyang ngebor nya Inul sukses melejit terbang kelangit. Dari sisi ilmu pemasaran, yang dilakukan Inul ini merupakan suatu bentuk aplikasi strategi pemasaran kelas tinggi. Inovasi goyangan yang sebelum era Inul masih standar, model goyangan Elvi Sukaesih atau Evie Tamala dibuat berubah dengan goyang model Inul. Sontak saja nama Inul langsung lengket dengan trademark "Ratu Ngebor". Melihat kesuksesan boran maut Inul tak pelak muncul follower-follower lainnya yang mencoba mengadu nasib dengan goyangan-goyangan maut. Sebut saja Anisa Bahar dengan goyang patah-patahnya, atau Uut Permatasari dengan goyang ngecornya. Selain melakukan inovasi yang akhirnya berhasil menciptakan merk untuk dirinya, kesuksesan Inul juga di dapat dari promosi gratis dengan model crowd combo nya New Wave Marketing. Coba anda ingat semua. Siapa sih sebenarnya yang mengorbitkan Inul? Ternyata Inul terkenal dari video bajakannya yang beredar luas di pasaran. Walau tidak mendapatkan royalti, tetapi Inul mendapatkan publikasi dan promosi gratis. Ini pula yang dialami oleh Sinta-Jojo. Hanya berbekal rekaman video pendek berisikan lip-sync dan sedikit goyangan Sinjo sukses mencuri perhatian publik tanah air. Ingat, Sinjo melakukannya dengan GRATIS melalui media online youtube dan kaskus. [caption id="attachment_268321" align="aligncenter" width="300" caption="Sinjo , Source:Indonesia-hit.com"][/caption] Berkaca dari kasus Inul dan Sinjo yang berhasil melakukan promosi tanpa menghabiskan dana yang besar, ternyata tidak selamanya pembajakan itu merugikan. Saya teringat Hermawan Kartajaya dalam bukunya New Wave Marketing juga memberikan contoh group musik metal Amerika, dengan sengaja mengapload lagu mereka di internet dan bagi yang ingin mendownload nya dipersilakan untuk langsung mendownload nya walaupun tanpa membayar. Apakah mereka rugi? ternyata tidak, group musik tersebut mendapatkan promosi gratis. Pendengar setelah mendownload lagu tersebut malah berbobdong-bondong membeli album-album musik berikutnya. Sunggu strategi yang canggih. Akhirnya, sebagai seorang penggila Marketing saya hanya bisa menyimpulkan bahwa ternyata strategi pemasaran itu sangat membutuhkan kreatifitas. Karena kadangkala strategi-strategi diluar pakem teori malah banyak memberikan keuntungan bagi pemasarnya. Belajarlah dari Inul dan Sinjo maka "mungkin" anda dapat sesukses mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun