Sudah hampir 10 tahun belakangan ini anak-anak Indonesia merindukan penyanyi-penyanyi yang memang menyanyikan lagu-lagu bernuansa anak-anak yang sesuai untuk mereka. Masih inget dibenak kita masa-masa keemasan Joshua, Sherina, Meissy, Melissa, Bondan prakoso, Trio Kwek-Kwek, Eno Lerrian dan bahkan Tina Toon ketia wajah imut mereka sering menghiasi televisi. Begitu juga dengan lagu-lagu ciptaan Papa T Bob yang dahulu sering kita senandungkan. Miris hati ini ketika sekarang melihat anak-anak kecil bahkan baltia sudah fasih menyanyikan lagu-lagu Melayu khas Kangen Band atau ST 12 atau lagu-lagu cinta nya Ungu dan Dewa. Sebagai seorang ayah, saya sangat khawatir akan pertumbuhan psikologis anak saya jika sejak kecil sudah di jejali lagu-lagu percintaan. [caption id="attachment_282296" align="alignleft" width="248" caption="Hi5 (Source:hi5.com.au)"][/caption] Melihat beberapa acara TV Show seperti Hi5 buatan Australia dan Go Show buatan New Zealand saya bertanya-tanya kenapa artis-artis muda Indonesia tidak mau bersaing mengisi segmentasi hiburan untuk anak-anak. Walaupun para penyanyi dan penarinya adalah orang-orang dewasa, baik Hi5 dan Go Show selalu menampilkan hiburan-hiburan khas anak-anak. Lirik lagu mereka memang ditujukan untuk anak-anak seperti halnya mengenal lalu lintas, menyikat gigi dan hal-hal positive lainnya. Semua dibawakan dengan keceriaan dan penuh warna. Berbeda dengan artis-artis Indonesia. Lihat saja Cinta Laura, Nikita Willy dan banyak artis yang sebenarnya secara usia masih dapat dikategorikan anak-anak atau mungkin remaja tetapi mereka malah menyanyikan bahkan berperan sebagai orang tua dengan baju seksi dan dandanan berlebihan. Hal ini sangat tidak baik bagi remaja dan anak-anak kita karena mereka akan dengan mudah meniru gaya tersebut. Sehingga sudah pasti mereka akan lebih cepat dewasa dibandingkan umurnya. Sungguh miris saya melihatnya. [caption id="attachment_282294" align="alignleft" width="232" caption="New Zealand's Go Show (Source:tv2.co.nz)"][/caption] Oleh karena itu, saya berpikir, seandainya saja artis-artis remaja yang kemampuan menyanyinya pas pasan daripada hanya aji mumpung sekali tampil kemudian hilang ditelan kerasnya persaingan industri hiburan Indonesia. Mungkin bisa mulai melirik untuk berkarir sebagai penyanyi "cilik". Tidak ada yang memalukan. Menjadi penyanyi/penghibur anak-anak bukan merupakan suatu downgrade tetapi lebih kepada mencari segmen baru. Dari sudut peluang bisnis saat ini mengisi hiburan anak akan dapat mendatangkan suatu keuntungan besar. Dari sudut pendidikan anak, adanya hiburan yang memang di desain untuk anak-anak pastinya akan sangat bermanfaat. Anak-anak akan memiliki hiburan yang mendidik sesuai dengan usia mereka. Oleh karenanya, jika Sinta-Jojo atau penyanyi-pennyanyi remaja lainnya juga membaca kompasiana ini, cobalah mulai berpikir untuk menjadi Hi5 nya Indonesia. Maka selain akan mendatangkan keuntungan finansial juga akan mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H