Mohon tunggu...
Mister Hussein
Mister Hussein Mohon Tunggu... -

Akademisi dan peneliti di bidang bisnis dan manajemen. Mengabdi di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Politik Etis Para "Pakeha"

26 Juni 2011   02:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:10 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_116204" align="alignleft" width="300" caption="Perjanjian Waitangi (dok:google)"][/caption] Pernah dengar Pakeha? Pakeha itu sebutan bagi para pendatang awal di Selandia Baru selain suku Maori. Menurut sumber-sumber sejarah Maori, para Pakeha ini merupakan cikal-bakal kulit putih di Selandia Baru. Mereka rata-rata adalah orang-orang British dan Irish yang datang ke Selandia Baru sekitar tahun awal 1800 an. Tetapi kedatangan bangsa kulit putih pertama kali di Selandia Baru tersebut diawali dengan datangnya para misionaris dan penjelajah yang mencari tanah baru. Walaupun datang diawal tahun 1800an, perpindahan besar-besaran Pakeha ke Selandia Baru dimulai sejak ditandatanganinya Treaty of Waitangi atau Perjanjian Waitangi. Perjanjian Waitangi ini pada awalnya merupakan perjanjian antara para Pakeha dan Suku Maori yang didalamnya disebutkan bahwa para pendatang kulit putih (dominan British) mengakui bahwa suku Maori merupakan pemilik sah tanah Selandia Baru dan memberikan kedaulatan tanah Selandia Baru kepada British untuk diperintah oleh perwakilan raja Inggris yaitu seorang gubernur jenderal. Akan poin tersebut merupakan poin dari sudut pandang British. Dari sudut pandang suku Maori, pernjanjian Waitangi menjadi konflik karena beragamnya dialek Maori sehingga penulisan perjanjian tersebut dalam bahasa Maori ditafsirkan bermacam-macam oleh suku-suku Maori yang ada. Di era modern ini, perjanjian Waitangi ini dijadikan dasar sebagai terbentuknya Bangsa Selandia Baru yang multikultural. Nah berdasarkan pernjanjian Waitangi dan kehidupan Maori - Pakeha dalam era modern ini, saya melihat bahwa ini adalah bentuk penjajahan yang paling manusiawi antara pendatang dan penduduk asli. Jika saya bandingkan  bagaimana penguasaan kulit putih dengan Aborigin di Australia, atau bagaimana Kulit putih dengan suku Indian di Amerika, maka bisa saya sampaikan bahwa Pakeha dan Maori ini hingga hari ini hidup berdampingan. Banyak bukti dilihat bahwa para keturunan kulit putih ini sangat menghargai suku Maori. Jika berkesempatan ke Selandia Baru maka jangan heran jika orang kulit putih akan menyapa "Kia Ora" kepada anda. Yang berarti Halo. Atau "Kia Kaha" yang berarti selalu semangt. Selain itu, dengan bangganya para Pakeha bersama Maori bersama sama menarikan Haka. Tarian perang khas suku Maori. Dimana mana, kita bisa lihat banyak tulisan inggris disandingkan dengan Bahasa Maori. Misal saja di papan perpustakaan Lincoln University terpampang dengan jelas tulisan "Library, Teaching and Learning ~ Te Wharepūrākau" Kemudian disekolah pun anak-anak mulai TK ssudah mulai diajarkan bahasa Maori. Sehingga walaupun tidak menjadi bahasa resmi, bahasa Maori tetap dikuasi oleh para Pakeha dan Maori sendiri. Dilihat dari asimilasinya pun, Pakeha dan Maori banyak yang melakukan perkawinan. Sehingga terjadi percampuran antara Pakeha dan Maori. Suatu yang jarang dijumpai pada Aborigin dan Kulit putih Australia atau Amerika dan Indian. Yang menjadi pertanyaan mengapa pendatang di Selandia Baru berbeda pola pendekatannya dengan di Amerika atau di Australia walaupun mereka juga mayoritas datang dari Inggris dan sekitarnya. Dari beberapa literatur saya melihat bahwa tipikal pendatang yang datang ke Selandia Baru berbeda dengan yang datang di Amerika atau di Australia. Yang datang di Selandia Baru adalah golongan kelas menengah. Atau golongan para petani yang tergerus oleh revolusi industri di Eropa khususnya di Inggris. Mereka datang ke Selandia Baru memang untuk mencari tanah baru untuk bertani. Berbeda dengan pendatang yang datang di Australia yang mayoritas adalah orang buangan yaitu para penjahat dan tahanan atau orang Amerika yang memang datang untuk penjajahan. Saat ini para Pakeha dan Maori hidup berdampingan. Mereka bersama-sama dengan pendatang lainnya seperti China, India dan Korea hidup rukun berdampingan di tanah Aotearoa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun