Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan mengharuskan generasi kita untuk meningkatkan pola dan frekuensi belajar. berusaha agar kita bisa lepas dari berbagai peraturan yang hanya bisa mengikat kreativitas. Belajar tidaklah memadai jika kita hanya bergantung pada sumber-sumber kelas seperti dosen/guru, buku-buku, modul, audio-visual, dan lain-lain. Tetapi kesempatan yang lebih luas dan aturan yang fleksibel adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh para pembelajar dalam menentukan strategi belajar. Pola pembelajaran tradisional yang dikenal adalah memposisikan pengajar sebagai satu-satunya sumber belajar, menentukan isi dan metode belajar, serta menilai kemampuan belajar pembelajar dalam proses pembelajaran. Pola ini sebenarnya hanya mampu membatasi kreativitas para peserta didik. Melihat fenomena ini, dikembangkanlah berbagai metode pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan hasil pembelajaran yang efektif. Berbagai pola pembelajaran yang baru dikembangkan ini menggambarkan tanggung jawab bersama antara pengajar dan media dalam meningkatkan profesional tenaga pengajar. di samping memperbanyak media pembelajaran, mendesain sistem pembelajaran yang efektif, sistematis, dan terprogram adalah hal yang wajib dilakukan untuk keperluan belajar mandiri pembelajar. Oleh karena itu, kehadiran pengajar sepenuhnya dapat digantikan oleh media yang diciptakan. Media yang diciptakan disebut dengan Media Pembelajaran. Di sini saya akan membahas salah satu metode pembelajaran yang disebutdengan Contextual Teaching and Learning atau biasa disingkat CTL.
CTL merupakan model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara bahan atau materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata pembelajar dan mengahruskan para pembelajar menghubungkan antara pengetahuan yang didapatkannya dengan penerapannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan agar pengetahuan yang didapatkan dapat menjadi lebih bermakna.
Sebuah kelas dinamakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan 7 komponen dalam proses pembelajarannya. ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut: konstrutivisme (pembelajar menemukan bagaimana sebuah peristiwa terjadi, menemukan makna suatu kejadian), bertanya, menemukan jawaban, masyarakat yang belajar, pemodelan (membuat pola), refleksi dan penilaian sebenarnya. Penyusunan program pembelajaran CTL adalah sebagai berikut: Nyatakan kegiatan utama pembelajaranya, yaitu sebuah peryataan kegiatan pembelajar yang merupakan gabungan antara kompetisi dasar, materi/bahan pokok, dan indikator pencapaian hasil bekajar, nyatakan tujuan umum pembelajaran, rincian media untuk mendukung kegiatan itu, buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan pemblajar, nyatakan authentic assessment-nya yaitu dengan data apa pembelajar dapat diamati partisipasinya dalam authentic assessment-nya.Selamat menjalani proses pembalajaran yang efektif!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H