Sebagaimana diketahui bahwa saat ini baru terjadi wabah korona yang menyebar hampir di seluruh dunia. Berbagai macam cara dilakukan untuk mencegah penyebarannya. Penelitian-penelitian juga dilakukan guna menemukan obatnya sekaligus juga menemukan vaksin yang bisa mencegah seseorang dari infeksi korona ini.Â
Meskipun berbagai cara sudah dilakukan dalam rangka pencegahannya, namun virus ini masih belum bisa ditangani 100 %. Sehingga akibat dari adanya wabah ini sudah banyak dirasakan, seperti pengangguran yang semakin banyak dan minimnya lapangan kerja, daya beli masyarakah menjadi rendah, proses transfer ilmu pengetahuan melalui pendidikan terhambat, kehidupan yang semakin individualis akibat penggunaan gadget, dan lain sebagainya.
Belum hilang wabah korona, muncul demonstrasi-demonstrasi akibat diketokpalunya UU Cipta kerja "Omnimbus Law"oleh DPR RI. Demonstrasi muncul akibat mosi tidak percaya masyarakat kepada DPR dan Presiden sekaligus. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada stabilitas ekonomi dan  situasi keamanan nasional. Rakyat merasa kekurangan dan tidak aman  berada di negeri yang makmur ini.
Sebagai seorang yang bercaya kepada Allah dan melaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila, tentu saja menghendaki agar situasi segera normal dan  ujian-ujian terhadap disintegrasi bangsa cepat berlalu. Sebagai warga negara yang baik, apabila merujuk pada slogan "Hubbul wathan minal iman" atau cinta tanah air merupakan sebagian dari iman memerlukan bukti kongkret. Apa sebenarnya yang sudah kita berikan untuk ibu pertiwi tercinta ini. Apakah kita harus memberikan sumbangan berupa harta, jiwa dan raga? Apakah cukup hanya dengan diam tanpa usaha.
Merujuk pada kisah  yang disampaikan dalam buku "The Prophetic Of Wisdom" karya Jalaludin Rumi, seorang sufi yang sangat populer. Bahwa ada seekor burung kecil yang terbang bolak balik dari pantai ke tempat dibakarnya Nabi Ibrahim as. Burung itu membawa air laut d paruhnya untuk disiramkan di atas api tersebut. Hal itu dilakukan berulang kali sehingga menimbulkan ejekan dari binatang yang lainnya.Â
Mereka menilai bahwa apa yang dilakukan burung itu sia-sia. tidak mungkin api yang berkobar sedemikian akan bisa pada oleh percikan air yang sangat sedikit. ketika ditanya oleh binatang lain kenapa hal itu dilakukan. burung menjawab bahwa apabila kelak ditanyakan, maka air itu akan menjadi saksi dia berada di pihak yang mana. ikut kepada Namrud yang jahat atau mendukung Nabi Ibrahim As kekasih Allah.
Dari kisah tersebut bisa diambil hikmahnya, bahwa meskipun sebagai warga negara biasa yang tidak memiliki kekuatan berbuat banyak untuk ibu pertiwi, ada yang bisa dilakukan yaitu dengan membantu doa. Doa itu memiliki potensi yang luar biasa. Bahkan doa itu sendiri  bisa mengubah takdir yang sudah ditetapkan. Dan doa itu tidak membutuhkan modal yang banyak lagi mahal.Â
Salah satu doa yang bisa kita baca adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim As dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 126:
Artinya: "Dan ketika Ibrahim berdoa,"Wahai Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman. Dan berikanlah rejeki kepada penduduknya dari buah-buahan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir."
Menurut isi do'a tersebut, Nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar negeri Makkah dijadikan negeri yang makmur terutama dengan melimpahruahnya kebutuhan pangan. Dengan syarat akan diberikan kepada penduduk yang beriman kepada Allah dan hari akhir saja. Akan tetapi ending dari ayat tersebut mengatakan bahwa orang yang tidak beriman pun akan tetap diberi rejeki, akan tetapi hanya sedikit dan di dunia sajaa. Sedangkan di akhirat akan ditempatkan di tempat yang paling hina.Â
Dengan adanya tuntunan tersebut, mari kita bersama-sama menambah amal ibadah dengan menggemakan doa sebagai wujud rasa cinta pada ibu pertiwi. Agar segera dicabut ujian dan kembali menjadi negeri yang aman damai sejahtera.