Mohon tunggu...
Husnul Hotijah
Husnul Hotijah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Airlangga

Mahasiswi Unair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quo Vadis Pergerakan Mahasiswa, Sebaiknya Jadi Kawan ataukah Lawan bagi Pemerintah yang Berkuasa?

1 Juni 2022   15:41 Diperbarui: 1 Juni 2022   15:43 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gerakan mahasiswa merupakan fungsi vital dalam revolusi negeri ini, mahasiswa dengan spirit persatuannya, jiwa muda serta kemampuan intelektualitasnya merupakan garda terdepan perubahan. Gerakan ini merupakan wujud perlawanan mahasiswa terhadap penguasa zalim yang membuat kebijakan tidak masuk akal dan merugikan rakyat Indonesia, pergerakan-pergerakan ini juga merupakan wujud demokrasi yang negara ini anut. Gerakan mahasiswa mungkin dimata masyarakat awam hanya sebuah aksi protes besar-besaran dan dikemas dalam demonstrasi yang merugikan masyarakat dan lingkungan serta berkesan anarkis tanpa adanya hasil, tetapi jauh dari itu pergerakan mahasiswa merupakan aksi nyata generasi ini dalam melakukan kewajibannya untuk mengawal langsung jalannya pemerintahan, mengawasi dan mengevaluasi para wakil-wakil rakyat yang terpilih di kursi pemerintahan.

Sebut saja peristiwa demontrasi besar dalam sejarah kelam Indonesia yang pernah dilakukan oleh mahasiswa pada saat tahun 1980, dimana saat itu pergerakan mahasiswa mengarah kepada penuntutan reformasi besar-besaran dan menjadi lawan bagi pemerintah. Mahasiswa pada masa itu terpaksa menggunakan pilihan terakhir mereka untuk mediasi dengan para petinggi negara, melalui demonstrasi besar-besaran yang akhirnya turut mengorbankan jiwa-jiwa muda dalam pergerakannya. Hal-hal seperti ini merupakan wujud tekad mahasiswa karena tulinya pemerintah dalam mendengarkan suara aspirasi mereka, merupakan aksi yang mereka terpaksa pilih karena semua daya dan upaya telah mereka lakukan untuk memenuhi kewajiban dan melaksanakan hak mereka dalam negara yang katanya demokrasi ini. Mereka yang turun di jalanan bukanlah jiwa muda yang hanya menuntut pengakuan akan keberanian mereka, turun di jalan bukanlah hal yang mudah yang mungkin tidak bisa dilakukan semua generasi , turun di jalan artinya siap berkorban dan memperjuangkan semua aspirasi rakyat yang ada di dalam suara mereka, siap menjadi perisai bagi rakyat yang tak pernah didengar tangisnya, rela menjadi martir dalam melaksanakan agenda revolusioner demi negara dan perubahan sebaik-baiknya nasib dari bangsa ini.

Karena perjuangan-perjuangan di masa lalu yang sarat dengan nilai dan keberanian ini, mahasiswa disematkan sebuah gelar sebagai "Agent Of Change", "Iron Stock" dan "Social Control". Namun sangat disayangkan pergerakan mahasiswa dalam skala besar sering kali  memakan korban jiwa dan kerugian yang tidak masuk akal. Euforia terhadap pergerakan mahasiswa ini mulai luntur nilai-nilainya dan hanya dapat kita kenang hanya dalam kilas perjuangan di masa lalu. Dan karena hal inilah lantas memunculkan sebuah pertanyaan tentang arah akan dibawa kemana pergerakan mahasiswa ini, tentang baiknya pergerakan mahasiswa merupakan tindakan perlawanan ataukah perkawanan terhadap pemerintah yang berkuasa ? untuk menjawab pertanyaan ini pastinya diperlukan diskusi mendalam antara semua pihak yang terlibat dalam pertanyaan tersebut, serta diperlukan analisis yang berbasis kontekstual bersama para intelektual bangsa ini. Namun sebuah pergerakan mahasiswa seharusnya tidak hanya menjadi bentuk perlawanan yang mana akhirnya menjadikan mahasiswa sebagai lawan bagi pemerintah berkuasa yang nantinya turut serta dalam mempengaruhi sikap pemerintah terhadap mahasiswa. Namun mahasiswa sebaiknya juga aktif bersuara dan bergerak sebagai bentuk perkawanan terhadap pemerintah, yang mendampingi dan berjalan bersama di tengah keberagaman pendapat, yang akan selalu menjadi penasihat terbaik bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan, yang akan menjadi lawan terbaik ketika arah pemerintahan dan kebijakan yang ditetapkan merugikan kepentingan rakyat Indonesia.

Mindset-mindset baru harus segera kita miliki, sebuah pemikiran bahwa bergerak sebagai mahasiswa bukan hanya sebagai pengkritik unggul yang siap menjatuhkan pemerintah disetiap kesempatan, tetapi menjadi pergerakan yang turut mengawal jalanya kebijakan yang dapat merubah yang buruk ke arah yang baik dan memastikan kebijakan yang diputuskan oleh para penguasa menjadi kebijakan terbaik bagi kepentingan rakyat negara ini. Sebuah pergerakan harusnya menjadi sebuah senjata bagi negara ini untuk dapat berkembang positif kearah luar dan kearah dalam, karena bukan hanya harus berkembang menjadi sebuah negara maju dimata dunia tetapi juga menjadi sebuah negara yang berkembang lebih baik dalam menangani dan menghadapi tantangan serta ancaman di dalam negaranya sendiri. Mahasiswa seharusnya menjadikan perannya sebagai agent perubahan bukan hanya agent yang menuntut perubahan itu terjadi, bukan hanya agent yang asal kritik tanpa memberikan saran, bukan juga menjadi agent yang agresif terhadap tiap pergerakan pemerintah, yang hanya tau merespon, yang hanya bisa mengkritik pedas tanpa saran pantas. Tetapi juga menjadi seorang agent perubahan yang bukan hanya menuntut tapi memberikan konsep dan ide perubahan dan revolusi terbaiknya, yang bukan hanya tau memberikan kritik tetapi juga memberikan saran perubahan yang progresif, dan tidak hanya pandai berpendapat tetapi ikut serta dalam menjalankan saran dan perubahan tersebut dimulai dari dirinya sendiri, yang bergerak dan melaksanakan konsep perubahan tersebut bersama-sama dengan pemerintah. Jadi seharusnya mahasiswa menjadi lawan ataukah kawan bagi pemerintah, itu semua tergantung bagaimana kita menjabarkan tugas-tugas kita sebagai generasi yang akan segera melanjutkan kepemimpinan di masa depan, maka dari itu dalam menjalankan tiap kewajiban dan hak kita sebagai mahasiswa, kita harus dapat melihat dan berpikir dalam banyak sudut pandang demi mendapatkan sudut pandang dan pengertian terbaik.

Menjadi mahasiswa dalam kehidupan berdemokrasi di negara ini, kita hanya memiliki dua pilihanya; mengubah sejarah atau dipaksa berubah oleh sejarah tanpa menjadi subjek dalam sejarah tersebut. Sebagai mahasiswa kita harus dapat mengambil langkah dan sudut pandang terbaik yang tidak akan merugikan rakyat dan tidak memecah belah pemerintahan negara ini. Sebuah arah dari gerakan mahasiswa merupakan arah yang akan ditentukan oleh kita sendiri, ditentukan oleh hati nurani yang mengabdi demi kepentingan rakyat Indonesia, yang diarahkan langsung oleh para pendiri bangsa ini melalui rumusan dasar negaranya dan diawasi oleh generasi-generasi yang berjuang lebih dahulu. Seperti sebuah wejangan dari pendiri bangsa ini Ir. Soekarno "Beri Aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri Aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Sudah semestinya mahasiswa bukan hanya seorang yang memiliki intelektual yang tinggi tetapi juga sebuah subjek dalam sejarah perubahan bangsa ini, yang membawa angin segar bagi kemajuan dan kemaslahatan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun