Perkenalan saya dengan Bank Syariah sebenarnya bisa dikatakan sudah cukup lama, sekitar 10 tahun yang lalu. Saat itu, saya masih duduk di bangku sekolah. Ada sebuah iklan di televisi yang menyebutkan kata Muamalat. Tapi saya tidak ambil pusing karena saya tidak mengerti pesan dari iklan itu. Yang saya tahu penggunanya merasa lebih tentram setelah menggunakannya.
Selang beberapa bulan kemudian, saya mendengar seorang kawan menyebut lagi Muamalat dan sesuatu yang berkaitan dengan pos. Lagi-lagi saya tidak ambil pusing. Sebab pembicaraan tersebut tidak ditujukan kepada saya. Beberapa waktu setelah itu, ada teman yang menawarkan saya untuk membuka rekening tabungan di sana. Tetapi saya menolak, karena merasa tidak butuh.
Lima tahun kemudian, saya memutuskan untuk serius menabung. Di samping sudah memiliki penghasilan tetap, banyak tujuan yang ingin saya capai kala itu. Saya memutuskan untuk membuka rekening baru di bank yang berbeda dengan bank yang biasa saya gunakan untuk keperluan kuliah. Alasannya sederhana saja. Pertama, setiap ke bank yang lama, antriannya seringkali sangat panjang. Saya pernah mengantri dari jam 1 siang dan baru dapat giliran jam 4 sore. Itu pun mengantri dengan berdiri. Bisa dibayangkan betapa lelahnya saya menunggu hanya untuk menabung.
Kedua, saya memerlukan bank yang memiliki jumlah mesin atm sedikit. Apa pasal? Tujuan saya adalah menabung, artinya uang itu tidak ingin saya gunakan secara bebas tetapi bisa saya ambil sewaktu-waktu jika diperlukan. Jika saya menggunakan bank yang mesin atm-nya berkeliaran dimana-mana, saya punya kecenderungan ingin menarik uang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu saya butuhkan.
Ketiga, saya ingin menabung di bank yang letaknya melewati rute tempat kerja saya. Begitu terima gaji, saya bisa setor sepulang kerja. Selain hemat bensin, saya juga tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih dengan memutar kendaraan. Alasan ketiga ini memang agak terdengar “malas”. Tapi itulah saya, introvert yang terkadang banyak pertimbangan. Ketika banyak hal ingin diwujudkan dan sumber dana terbatas maka satu-satunya hal yang terpikir adalah melakukan penghematan bukan?
Maka, pilihan saya jatuh pada bank Muamalat. Di sinilah saya kemudian benar-benar mengenal Muamalat sebagai sebuah bank dengan prinsip Syariah. Setelah membuka rekening di bank ini barulah saya mengerti pesan dari iklan yang pernah saya tonton dan kenapa dulu teman saya meminta saya membuka tabungan di sini. Dalam agama saya, keberkahan itu penting. Bank Muamalat memiliki prinsip yang sesuai dengan tuntunan agama. Diharapkan, harta akan semakin berkah dan bisa menentramkan pemiliknya jika sesuatu dijalankan sesuai dengan tuntunan tersebut.
Murah, Aman dan Canggih
Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, banyak hal yang ingin saya wujudkan tetapi sumber dana terbatas. Maka saya memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Yang terpikir waktu itu adalah berjualan online.
Saat transaksi, saya selalu memberikan nomor rekening Bank Muamalat saya. Tetapi, banyak pembeli yang menanyakan nomor rekening bank yang lain. Saya bisa memahami alasan mereka, biaya transfer antar bank menjadi selisih harga yang berarti. Kalau saya memberikan harga yang lebih murah sepuluh ribu misalnya tetapi mereka harus dikenakan biaya tambahan transfer, apa bedanya dengan lapak sebelah?. Tidak ingin mengecewakan pelanggan, saya memberikan nomor rekening bank saudara.
Dari sini lantas saya berpikir, harusnya saya tidak boleh punya rekening tunggal demi pelayanan yang memuaskan. Maka, saya memutuskan untuk membuka rekening baru di BNI Syariah. Kok di sana? Kenapa tidak di tempat lain?. Alasan saya masih sama dengan sebelumnya tetapi kali ini dengan pertimbangan lebih. Di BNI syariah, potongan administrasi per bulannya ringan, waktu itu hanya Rp.5.000 saja. Mesin ATMnya juga ada di sekitar tempat tinggal saya, lebih cepat kalau mau transaksi karena tujuan kali ini untuk bisnis.
Waktu mendaftar, saya sekalian mengaktifkan internet banking. Mobile banking waktu itu belum ada. Kalau pakai sms banking, potong pulsa, kan lumayan, hehe. Seingat saya waktu itu tidak ada biaya yang dikenakan untuk internet banking, hanya keluar biaya alat (token). Biaya-biaya lain termasuk pemeliharaan atm juga gratis. Layanan transaksi bisa dilakukan di seluruh jaringan BNI, jadi lebih fleksibel. Nah, selama menggunakan internet banking ini, saya tidak pernah kehilangan uang atau kecolongan. Semua transaksi berjalan dengan lancar.